Tak Semua ODHA Asusila, Jangan Jauhi Orangnya, Jauhi Penyakitnya!

ODHA
Ilustrasi ODHA
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Menghapus stigma dan diskriminasi terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) menjadi hal penting dalam mewujudkan Indonesia bebas HIV/AIDS pada tahun 2030.

Hingga saat ini stigma buruk masih melekat kuat pada ODHA. Mereka tak sekadar menanggung penyakit biologis, tetapi rentan mengalami diskriminasi serta pengucilan di masyarakat. Mereka kerap kehilangan akses ke banyak aspek kehidupan, termasuk ke layanan kesehatan juga pendidikan.

Di masyarakat saat ini masih ada anggapan bahwa HIV/AIDS merupakan penyakit yang disebabkan oleh pergaulan bebas, seperti penggunaan narkoba, seks bebas, hubungan seks berganti-ganti pasangan juga hubungan sesama jenis.

Baca Juga:SMK Bhakti Kencana Juara 1 Monolog FLS2N Tingkat Kota TasikmalayaAlhambra Hotel Siaga Bencana, Gelar Pelatihan dan Simulasi Mitigasi Gempa

Padahal, tidak semua pengidap HIV/AIDS ini asusila, banyak di antara mereka yang hanya tertular dari pembawa virus HIV dengan berbagai cara. Misalnya pada kelompok ibu rumah tangga.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV mencapai 35 persen, angka itu mendominasi pada kasus penularan HIV tahun 2023. Bahkan, kasus HIV baru pada kelompok ibu rumah tangga bertambah sebanyak 5.100 kasus setiap tahunnya.

Ketika seseorang terkena HIV/AIDS, terlebih terkena pada kelompok ibu rumah tangga yang innocent, memiliki beberapa persoalan, terkait dengan psikologis, kekhawatiran terhadap kesehatan, relasi dengan pasangan, ekonomi serta ketakutan akan stigma.

Untuk itu dukungan moral kepada ODHA sangat diperlukan sehingga mereka tetap dapat hidup sehat dan produktif. Dukungan tersebut salah satunya diperoleh melalui Kelompok Dukungan Sebaya (KDS).

Koordinator KDS Family Care Kota Tasikmalaya Dilan—bukan nama sebenarnya—mengatakan, saat ini stigma dan diskriminasi masih sering dirasakan ODHA di Tasikmalaya. Tak hanya dari keluarga dan lingkungan, tetapi juga dari layanan kesehatan. Untuk itu, KDS hadir dalam memberikan support sesama ODHA dan perlahan mengikis stigma yang ada di masyarakat.

”Kelompok dukungan sebaya atau peer support group merupakan sebuah kelompok yang bertujuan men-support setiap anggota kelompok dalam aktivitas keseharian mereka,” katanya.

Hadirnya KDS sebagai komunitas yang menjadi rumah yang ramah dan hangat bagi para ODHA mampu meningkatkan kualitas hidup ODHA. 

0 Komentar