TASIK, RADSIK – Proses hukum pada kasus kecelakaan maut di Simpang Rancabango Kota Tasikmalaya sudah masuk ke penyidikan. Asep Saepudin (32), sopir truk maut kini harus mendekam di balik jeruji besi.
Hal itu sebagaimana dijelaskan Kasat Lantas Polres Tasikmalaya AKP Anaga Budiharso yang menyebutkan pihaknya sudah melaksanakan gelar perkara dari kasus tersebut. Hasilnya, kasus kecelakaan itu naik dari penyelidikan menjadi penyidikan. ”Kami sudah tetapkan (sopir) sebagai tersangka,” ujarnya kepada Radar, Kamis (4/8/2022).
Dijelaskan Anaga, bahwa mobil tersebut mengalami masalah pada sistem remnya. Maka dari itu, sebelum kejadian rem sempat tidak berfungsi. ”Setelah terjadi tabrakan, rem berfungsi kembali,” ucapnya.
Baca Juga:Ninja GinsuDi Makkah Berakhir, Tiga Kloter ke Madinah
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Secara keseluruhan, kondisi kendaraan terbilang masih normal dan layak jalan. Meskipun secara mesin, kendaraan itu tergolong mesin tua. ”Sudah tua aja, tahun 96 (1996),” tuturnya.
Pihaknya menerapkan pasal 277 ayat 4 dengan ancaman hukuman enam tahun penjara. Polisi pun melakukan penahanan kepada Asep Saepudin selama proses hukum berlangsung. ”Sudah ditahan,” katanya.
Menurut Anaga, truk yang dikemudikan Asep bukan milik perusahaan ekspedisi. Akan tetapi angkutan barang miliknya pribadi. ”Bukan punya PT, dia punya sendiri yang dibeli dengan menyicil,” ujarnya.
Wawancara terpisah, paralegal keluarga korban meninggal Kepler Sianturi menyebutkan bahwa keluarga masih sangat terpukul atas meninggalnya Chandra. Karena di lingkungan keluarga, korban merupakan figur suami dan ayah yang baik. ”Keluarga masih belum bisa lepas dari rasa kehilangan atas meninggalnya almarhum,” tuturnya.
Menanggapi sopir yang ditetapkan sebagai tersangka, sejauh ini keluarga masih kebingungan dalam bersikap. Selain karena suasana berkabung, keluarga juga belum dapat penjelasan bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi. ”Masih bingung juga karena belum dapat penjelasan secara utuh,” ucapnya.
Adapun yang disesalkan adalah sorotan publik yang lebih cenderung menyoroti kejadiannya saja. Padahal dalam kejadian tersebut ada orang-orang yang tersakiti karena keluarganya meninggal. ”Seperti tidak ada yang berempati, pihak penabrak juga tidak ada yang beriktikad meminta maaf,” katanya.