Tahu-Tempe Langka, Omzet Pedagang Anjlok

Tahu-Tempe Langka, Omzet Pedagang Anjlok
0 Komentar

GARUT KOTA, RADSIK – Dampak yang ditimbulkan dari mahalnya harga kedelai tidak hanya pada satu aspek saja, banyak aspek yang terdampak salah satunya pedagang gorengan yang menggunakan bahan utamanya tahu dan tempe untuk dagangannya.

Banyak pedagang gorengan yang akhirnya tidak berjulalan gorengan jenis gehu dan gorengan tempe karena bahan baku susah didapat.

Salah satu penjual gorengan di daerah Baratayuda Kecamatan Garut Kota Nurwati mengatakan saat ini ia sudah tidak berjualan gorengan jenis gehu dan gorengan tempe karena bahan baku yang susah. “Sekarang tidak jualan gehu sama gorengan tempe, cuma bala-bala masih ngejual,” kata Nurwati saat ditemui di tempat jualannya, Selasa (1/11/2022).

Baca Juga:Tingkatkan Daya Saing Kedelai LokalBangun Masjid dan Bagikan Iqra

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Ia menuturkan naiknya harga kedelai ini sangat berdampak pada kegiatan berdagangnya yang memang menjual makanan dari bahan dasar tahu dan tempe. “Berdampak banget buat saya, pedagang gorengan seperti saya ini kan sangat bergantung ke tahu dan tempe,” tuturnya.

Lanjutnya, jualannya bisa terbantu karena ia juga berdagang kopi dan mie rebus. “Sekarang cukup terbantu, kan saya jualannya ditambah juga ada kopi sama mie rebus,” tambahnya.

Nurwati juga menjelaskan bahwa banyak pelanggan yang menanyakan gehu dan gorengan tempe ini karena gorengan jenis ini paling banyak peminatnya jika dibanding dengan bala-bala. “Pelanggan juga nanyain, kenapa ga bikin gehu katanya,” jelasnya.

Nurwati berharap harga kedelai bisa segera turun agar ia bisa kembali berjualan gorengan jenis gehu dan gorengan tempe. “Ya pengen cepat turun lah biar bisa jualan kembali kan lumayan, apalagi kan banyak peminatnya,” harapnya.

Sementara itu di tempat berbeda salah satu penjual gorengan Ainun mengatakan, ia berhenti berjualan gorengan sejak tiga hari yang lalu karena kelangkaan bahan baku. “Udah berhenti, tiga hari ke belakang ya gimana kan susah bahan bakunya,” kata Ainun.

Ia mengatakan saat ini hanya menjual mie rebus dan kopi saja agar bisa tetap berjualan. (mg1)

[/membersonly]

0 Komentar