Soal Pembenahan Untuk Adipura, Mantan Wali Kota Tasikmalaya Singgung Kondisi HZ Mustofa dan Cihideung

H M Yusuf Pembenahan Untuk Adipura
H M Yusuf salam komando bersama Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Muslim MSI ditemani Sekda Drs H Ivan Dicksan saat menghadiri acara Ika Alumni Nepatas di  GKKT, Sabtu (2/9/2023)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Soal pembenahan untuk Adipura yang akhir-akhir ini digencarkan oleh Pemkot Tasikmalaya dengan pembenahan di sejumlah titik, Mantan Wali Kota Tasikmalaya H M Yusuf angkat bicara.

Pembenahan lingkungan di Kota Tasikmalaya jangan sekadar di titik-titik pantau saja. Supaya tidak terkesan upaya yang dilakukan bukan karena mengejar penghargaan semata.

Sepekan yang lalu, Pedagang Kaki Lima (PKL) di sejumlah titik mendadak bersih seperti halnya di alun-alun, Jalan Rumah Sakit serta Taman Kota. Hal ini bukan hanya perlu dipertahankan, namun diberlakukan di ruang publik lainnya.

Baca Juga:Gelar Gebyar Pesta Rakyat di HUT ke-5, Ika Nepatas Punya Misi PerubahanMirip Jokowi di Pilpres 2014 Silam, Anies Baswedan Kunjungi Pasar Cikurubuk Tasikmalaya

Terkait hal itu H M Yusuf mengatakan pembenahan diharapkan tidak sekadar di titik pantau penilaian saja. Pada dasarnya ruang-ruang publik yang ada harus dijaga dari kekumuhan karena PKL dan sampah. “Termasuk HZ (Mustofa) dan Cihideung,” ungkapnya kepada Radartasik.id usai menghadiri acara Ika Nepatas di GKKT, Sabtu (2/9/2023).

Apalagi secara infrastruktur Jalan HZ Mustofa dan Jalan Cihideung sudah dibenahi dengan konsep pedestrian. Jangan sampai kondisinya tetap kumuh karena tidak adanya penataan. “Sekarang dengan kondisi itu harus ada penertiban,” imbuhnya.

Dirinya mewajarkan jika PKL ingin berdagang di kawasan tersebut, namun harus tetap menjaga ketertiban. Karena realita di lapangan, menurutnya kondisi PKL tidak terkendali. “Sekarang sudah pakai tenda, tapi jangan lagi ada yang dipinggiran,” imbuhnya.

Belum lagi menurutnya pedagang di Jalan Cihideung semakin banyak dari sebelumnya. Hal ini perlu menjadi perhatian supaya suasana tertata bisa tetap terjaga. “Jangan ada penambahan lagi,” terangnya.

PKL sendiri, lanjut Yusuf, menjadi objek penilaian Adipura karena berkaitan dengan lingkungan. Kekumuhan PKL berdampak pada produksi sampah, apalagi secara sembarangan. “Dengan kekumuhannya orang jadi buang sampah sembarangan juga,” tuturnya.

Dia pun mengharapkan pemerintah mampu membangun kesadaran di masyarakat soal pengelolaan sampah. Di samping itu penanganan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir juga harus lebih baik lagi. “Dulu kita juga lemahnya di Ciangir,” imbuhnya.

0 Komentar