Ia berhasil memberikan kemajuan yang pesat pada organisasi tersebut.
Hamka juga mulai menulis sastra koran dan cerita romannya disukai para pembaca.
Hamka dan keluarganya pindah ke Medan, karena Hamka menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah Pedoman Masyarakat.
Posisi ini membuat Hamka mulai berbenturan dengan pihak Jepang hingga harus ditutup karena dianggap berbahaya.
Baca Juga:Keren! Inilah Daftar Nominator SCTV Music Awards 2023 Jebolan Indonesian Idol, Ada Judika, Lyodra hingga Tiara AndiniPenyuka Pedas, Ini Resep Ayam Rica Rica Khas Tasikmalaya, Simple dan Nikmatnya Bikin Nagih!
Kehidupan keluarga Hamka pun terguncang ketika salah satu anak mereka meninggal karena sakit.
Usaha-usaha Hamka untuk melakukan pendekatan pada pihak Jepang malah menjadi anggapan sebagai penjilat dan timbul permusuhan.
Hal ini membuat Hamka diminta untuk mundur dari jabatannya sebagai pengurus Muhammadiyah.
Sinopsis Volume ke II:
Volume ke II ini mengisahkan setelah proklamir kemerdekaan Indonesia, dan ancaman Agresi ke dua dari tentara sekutu muncul.
Hamka memutuskan untuk berkeliling di seluruh pelosok Medan untuk mengabarkan mengenai pentingnya persatuan antara masyarakat (tokoh Agama) dan pihak militer Indonesia, agar tidak ada adu domba.
Namun tenyata hal tersebut malah membuat Hamka terkena tembak dan untungnya Hamka selamat dan akibat jasanya tersebut, Hamka pindah ke Jakarta dan mendirikan Al-Azhar.
Namun Hamka difitnah terlibat dalam usaha pemberontakan pada Soekarno dan sang Pujangga ditangkap dan disiksa untuk menandatangani surat pengakuan.
Baca Juga:Jadwal Acara SCTV Selasa 18 April 2023, Kelanjutan Kisah King dan Isyana di Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid 16Jadwal Acara RCTI Selasa 18 April 2023, Tayang Program Ramadahan Hafiz Indonesia 2023, hingga Aku Bukan Ustazah
Hamka bertahan dan mendapatkan hikmahnya membuat kitab yang paling berpengaruh dalam pendidikan islam, tafsir Al Azhar.