Selamatkan Kelestarian Batik

Selamatkan Kelestarian Batik
KOLABORASI. Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya bersama Founder YCAB Veronica Colondam, Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia Fancois de Maricourt melakukan simbolis gunting pita dalam peresmian Rumah Belajar Batik Tasikmalaya, Sabtu (20/8/2022). Foto: Rangga jatnika / radar tasikmalaya
0 Komentar

Founder YCAB Veronica Colondam ingin menyentuh juga kelompok disabilitas. Karena dari pengalamannya di daerah lain, pembuatan batik bisa menjadi terapi mental. “Dibuktikan di Pekalongan tanpa sengaja, kita masuk ke mental disabilitas dan kelihatannya mereka jadi tenang, sehat dan berhasil punya karya,” katanya.
Tentunya program yang akan dilaksanakan di Rumah Belajar Batik Tasikmalaya tidak akan berhasil tanpa adanya kolaborasi. Maka dari itu pihaknya berharap kerja sama ini bisa tetap terjaga demi kelestarian batik. “Seperti tadi dibilang, tidak bisa hanya pemerintah saja,” katanya.
Secara teknis, para peserta akan diajari seniman sekaligus akademisi di bidang batik yakni Dr Komarudin Kudiya MDs. Pihaknya sangat mengharapkan peserta yang belajar batik adalah anak muda guna regenerasi. “Targetnya lebih kepada anak-anak muda,” ujar pria yang juga Ketua Asosiasi Pengrajin dan Pengusaha Batik Indonesia itu.
Mengingat ini merupakan program dari pemerintah, peserta tidak dipungut biaya apa pun alias gratis. Siapa pun yang berminat tinggal daftar langsung ke Rumah Belajar Batik, namun kuotanya terbatas hanya sekitar 60 peserta saja. “Tinggal datang saja ke sini,” ucapnya.
DONGKRAK PEREKONOMIAN
Selain memiliki nilai seni dan budaya, batik juga memiliki nilai ekonomi. Maka dari itu, kehadiran Rumah Belajar Batik Tasikmalaya diharapkan bisa berdampak pada perekonomian masyarakat.
Proses pembelajaran di Rumah Belajar Batik Tasikmalaya bukan hanya mengenai proses produksi saja. Fasilitas itu juga memberikan pendidikan wirausaha supaya karya yang dihasilkan bisa menjadi objek usaha. Hal itu diungkapkan founder Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Veronica Colondam.
Ia menjelaskan target dari Rumah Belajar Batik Tasikmalaya bisa mencetak 200 perajin batik. “Dari yang tadinya belepotan sampai bisa menghasilkan karya yang tentunya bisa dijual,” ucapnya.
Di samping itu, pihaknya juga punya target lain yakni memaksimalkan 3.000 pelaku usaha batik dengan pelatihan marketing. Hal ini guna mendongkrak perekonomian masyarakat khususnya perajin batik. “Supaya bisa menyejahterakan pengrajin (batik) kita, karena unsur ekonominya itu jelas,” katanya.
Di era saat ini, menurutnya, digital marketing merupakan strategi pemasaran yang potensial. Karena sasaran konsumen lebih luas dan metodenya bisa memangkas berbagai proses dan memaksimalkan hasil. “Tidak perlu melewati suply chance yang panjang dan pengepul-pengepul, tapi bisa langsung jualan,” jelasnya.

0 Komentar