Sarasehan WJES Priangan Timur Digelar, Fokus Jalankan Hilirisasi Industri Agro

WJES
Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah; Wali Kota Banjar Ade Uu Sukaesih; Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Bambang Pramono; Ketua ISEI Bandung Koordinator Jawa Barat Prof Martha Fani Cahyandito; Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya Aswin Kosotali dan jajaran Forkopimda foto bersama saat Sarasehan WJES Priangan Timur di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Selasa (13/6/2023).
0 Komentar

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Bambang Pramono dalam sambutannya menyampaikan upaya mendorong hilirisasi pertanian dan industri dapat dilakukan dengan mengoptimalkan investasi di wilayah Priangan Timur.

Namun pada kenyataanya, realisasi investasi di Priangan Timur memiliki porsi yang sangat kecil (di bawah 1%) apabila dibanding wilayah lain di Jawa Barat.

“Salah satu penyebabnya adalah infrastruktur konektivitas yang belum memadai seperti wilayah lain di Jawa Barat. Maka dari itu, penguatan konektivitas menjadikan benang merah akselerasi perekonomian Priangan Timur,” katanya.

Baca Juga:Citapen Bergelora! Cetak Anak Terampil Olahraga, Seni dan AgamaPertandingan Sengit!! 800 Pelajar Berlaga di O2SN Tingkat Kota Tasikmalaya

Selanjutnya dalam diskusi publlik dengan materi yang disampaikan oleh Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti; Ketua Asosiasi Agrobisnis Indonesia Wilayah Priangan, Eddy Renaldi; dan ketua Koperasi Produsen Mitra Kelapa Pangandaran, Yohan Wijaya, beberapa poin penting dalam edukasi antara lain: Konektivitas memiliki peran penting dalam pembangunan suatu daerah untuk memungkinkan mobilitas barang dan orang menjadi lebih efisien, meningkatkan aksesibilitas terhadap layanan dan peluang ekonomi, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.

Untuk memperkuat hilirisasi agroindustri diperlukan beberapa langkah konkret diantaranya analisis nilai tambah, infrastruktur dan fasilitas yang memadai, riset dan pengembangan, kebijakan dan regulasi yang mendukung, keterampilan SDM, kemitraan dengan sektor swasta, akses ke pembiayaan, promosi dan pemasaran, dan mendorong kerjasama baik intra maupun antar wilayah.

Penetapan kawasan industri berbasis agro melalui pendekatan klaster agribisnis (keterkaitan on farm – off farm – industri dalam satu wilayah) yang berorientasi pasar domestik-internasional; dukungan kebijakan pembangunan tenaga kerja industri agro melalui pengembangan pendidikan vokasi agroindustri, pelatihan agroindustri berbasis kompetensi, dan magang industri; serta adanya insentif pajak seperti tax holliday dan tax allowance untuk menarik minat investasi.

Perencanaan secara menyeluruh (end-to-end) mulai dari produsen, distributor, hingga penjualan, yang didukung dengan teknologi, inovasi dan kemampuan SDM menjadi kunci sukses dalam mewujudkan industri agro di Priangan Timur. (na)

0 Komentar