Sabu 1 Ton Libatkan Atlet BMX

Sabu 1 Ton Libatkan Atlet BMX
TERSANGKA. Kondisi mantan kepala dusun (kadus) Desa Ciliang Kecamatan Parigi berinisial DH (foto kedua dari kiri) bersama tiga pelaku lainnya yang terkait penyelundupan sabu-sabu satu ton di Pantai Madasari Kabupaten Pangandaran
0 Komentar

Dia tidak menyangka NS terlibat dalam kasus penyelundupan sabu. ”Iya saya kaget juga, tidak menyangka,” ujarnya.
Wawancara terpisah, Wakil Ketua 1 Bidang Organisasi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Tasikmalaya H Maman Dali mengatakan Niki Sansan pernah menjadi atletnya pada Porda Jawa Barat memperkuat kontingen Kabupaten Tasikmalaya pada 2014 dan 2018.

”Niki ini pernah meraih medali saat Porda tahun 2014 dan 2018. Selanjutnya dia itu mau pindah ke cabor petanque sebab di sepeda sudah mentok,” ujarnya saat dihubungi Radar kemarin.

Maman menyebutkan, saat ini NS tidak lagi terdaftar sebagai calon atlet Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2022 dari kontingen Kabupaten Tasikmalaya. Jadi ke sepeda tidak memperkuat dan petanque juga begitu.
Menurut dia, Niki Sansan sudah lama sulit dihubungi, tidak merespons panggilan, dan tidak lagi mengikuti latihan. Ada isu bahwa NS pindah menjadi kontingen Kota Tasikmalaya.

Baca Juga:Kejaksaan Kenalkan Rumah Restorative JusticeHarga Minyak Makin Liar

Maman mengaku Niki Sansan memang merupakan atlet yang cukup potensial. Sebab, sempat berprestasi di ajang porda saat memperkuat kontingen Kabupaten Tasikmalaya.
”Namun intinya sekarang dia tidak masuk calon atlet yang membela kontingen Kabupaten Tasikmalaya. Karena memang dari ISSI-nya juga tidak dimasukkan. Begitu pun dengan cabor yang lainnya. Niki-nya sulit untuk komunikasi dan diajak bertemu,” katanya.

Informasi awal yang beredar, NS disebutkan sebagai atlet dari kontingen Kota Tasikmalaya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua KONI Kota Tasikmalaya AKBP (Purn) Yono Kusyono membantah informasi itu. Pihaknya sudah mengecek atlet-atletnya dan tidak ada yang terlibat masalah. Apalagi kasus narkoba. ”Tasik itu kan bukan kota saja, mungkin kabupaten,” ujarnya kepada Radar.

Pihaknya menyesalkan atlet yang seharusnya jadi figur teladan dalam pola hidup yang sehat malah terjerumus dalam sindikat peredaran narkoba. Apalagi jika atlet tersebut punya rekam jejak prestasi yang baik. ”Sayang sekali bisa ikut-ikutan seperti itu,” katanya.

Dalam setiap persoalan selalu ada hikmah yang bisa diambil, menurut Yono, kasus ini harus jadi warning untuk semua orang khususnya para atlet. Jangan sampai terpengaruh atau terjebak rayuan sindikat narkoba. ”Jangan sampai jadi pemakai apalagi pengedar,” ucapnya. (den/obi/rga)

0 Komentar