Punya Lahan Pertanian Luas, Anak Muda Ciamis Ternyata Lebih Banyak Memilih Bekerja di Pabrik

Lahan Pertanian
Seorang petani tengah menanam benih padi di sawah. (foto: Dokumen radartasik.id)
1 Komentar

CIAMIS, RADSIK – Sektor pertanian berpotensi mengalami kemunduran di masa depan. Selain karena semakin berkurangnya lahan garapan, generasi penerus yang mau bertani sekarang sudah sulit.

Hal itu diungkapkan pemerhati pertanian Kabupaten Ciamis Juan Aldebaran.

Ia mengatakan bahwa tantangan bagi Kabupaten Ciamis saat ini dan ke depan adalah membangun generasi yang mau melanjutkan pertanian.

Ciamis sebagai wilayah yang lahan pertaniannya luas akan kesulitan berkembang di masa depan apabila anak-anak mudanya tidak mau pergi ke sawah atau ke kebun untuk bertani.

Baca Juga:Petani di Ciamis Waswas Kemarau Semakin Panjang, Sumber Air Semakin BerkurangAtlet Sepatu Roda Kabupaten Ciamis Butuh Trek Khusus untuk Berlatih

“Anak muda saat ini hampir tidak ingin untuk bertani. Dari kampung malah pergi ke kota untuk bekerja di pabrik-pabrik dan di tempat lainnya,” ungkapnya saat dihubungi kemarin (28/8/2023).

Menurut dia persoalan ini perlu disikapi dengan serius terutama dari pemerintah dalam mencetak generasi masa depan.

Ia menyarankan instansi terkait berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dalam rangka mengenalkan pertanian kepada anak-anak sekolah.

Dari dulu sampai sekarang, pertanian belum pernah dimasukan pada kurikulum di sekolah, seperti TK, SD dan SMP.

Padahal, pertanian sangat penting ditanamkan sejak dini, agar anak tidak alergi terhadap pertanian. “Saya sarankan diajarkan pertanian itu sejak dini,”  tuturnya.

Ia bercerita tentang seorang warga yang memiliki sawah satu hektare lebih namun kini malah digarap orang lain.

Hal itu lantaran tak ada anaknya yang mau meneruskan penggarapan. Sementara sang pemilik usianya sudah tua.

Baca Juga:33 Proposal Ide Bersaing di Kompetisi Inovasi Daerah Kota Tasikmalaya 2023Mahasiswi Unsil Ini Berhasil Boyong Medali Emas Pada Kejuaraan Renang Antar Kampus di Yogyakarta

“Anak sekarang kebanyakan sudah alergi terhadap pertanian jadi bagaimana generasi anak-anak muda ke depan jika tidak diselamatkan oleh pendidikan,” ucapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis H Asep Saeful Rahmat mengakui secara spesifik pertanian memang belum masuk pada kurikulum di sekolah.

Tetapi pada setiap sekolah dasar pertanian sudah dikenalkan kepada anak-anak.

Yaitu melalui ekstrakurikuler untuk mencetak program petani milenial dan mengantisipasi kekosongan akibat petani yang umurnya sudah tua.

1 Komentar