Persiapkan Alat Proteksi Kebakaran, Petugas Damkar Kota Banjar Beri Pelatihan kepada Pegawai Pengelola Bangunan

Alat Proteksi Kebakaran
. Petugas Damkar Kota Banjar mendampingi pegawai rumah sakit melakukan pemadaman api secara tradisional dan Apar. (Foto: Yulianto/Radartasik.id)
0 Komentar

BANJAR, RADARTASIK.ID – Guna mencegah terjadinya kebakaran, UPTD Damkar Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Banjar memberikan pelatihan penanganan kebakaran kepada para pegawai pengelola bangunan.

Pelatihan dimaksudkan agar setiap orang yang bekerja di sebuah bangunan memahami apa yang harus dilakukan ketika terjadi kebakaran.

“Pelatihan ini tentang bagaimana penanggulangan kebakaran pada bangunan gedung. Terutama di rumah sakit serta kesiapan suatu bangunan atau gedung dalam merencanakan atau membuat manajemen proteksi kebakaran. Baik dari konstruksi bangunan dan SDM didalamnya,” ujar Kepala UPTD Damkar Kota Banjar Aam Amijaya, Selasa (1/8/2023).

Baca Juga:Lima Pelaku Penganiayaan Terhadap Anak di Kota Banjar Divonis Berbeda oleh PengadilanHasil Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama di Kota Banjar, Haramkan Ekspor Pasir Hasil Sedimentasi Laut Indonesia

Aam menjelaskan, pelatihan juga untuk mendorong agar sarana dan prasarana alat proteksi kebakaran tersedia. Tak hanya itu, sumber daya manusia pun siap dan memahami ketika dalam kondisi kebakaran.

Sementara itu, kata dia, proteksi alat kebakaran di Gedung Rumah Sakit Umum Banjar Patroman sudah tersedia dan disini pihaknya hadir untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada pegawai agar paham apa yang harus dilakukan ketika terjadi kebakaran.

“Ini disampaikan bagaimana managemen proteksi kebakaran gedung, bagaimana gedung maupun SDM ini harus siap memproteksi kebakaran,” katanya.

Pada pelatihan ini, kata Aam, pihaknya juga mengajarkan bagaimana cara memadamkan api. Baik secara tradisional maupun menggunakan alat pemadam api ringan.

“Semoga kegiatan ini, baik dari gedung sudah siap menghadapi kebakaran dan juga SDM jangan sampai kita berkaca dari kejadian kebelakang di wilayah Solo yang mengakibatkan pasien dua orang meninggal dunia. Itu salah satu faktor penyebabnya adalah telatnya menghubungi damkar,” paparnya.

“Diharapkan apabila sudah terbentuk SDM manajemennya ada petugas khusus yang ditugaskan untuk menghubungi  Damkar. Jadi semua tidak berkutat melakukan penanganan tetapi ada petugas yang ditugaskan untun menghubungi pihak luar yaitu dengan Damkar itu sendiri,” tambah Aam.

Terpisah, perwakilan RSU Banjar Patroman Asep Halim menyampaikan, pelatihan penanganan kebakaran menjadi sesuatu hal yang penting. Terutama bagi instansi yang lebih terhadap pelayanan kesehatan dan banyak orang sakit.

0 Komentar