Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak bisa dipungkiri berdampak pada barang-barang kebutuhan rumah tangga lainnya. Baik di supermarket, toko sampai pada warung-warung kecil.
RANGGA JATNIKA, Cihideung
Warung biasanya menjadi tempat nongkrong yang asyik bagi warga, baik kaum pria maupun wanita. Bukan sekadar jadi tempat jajan, namun juga tempat warga membicarakan berbagai persoalan.
Namun seiring perkembangan zaman, intensitas warga nongkrong di warung semakin berkurang. Selain karena kesibukan, juga karena perekonomian yang lebih sulit karena harga-harga yang semakin naik.
Baca Juga:Laporan Dilanjut ke Bareskrim-KejagungBUMDes Didorong Berbadan Hukum
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Biasanya, barang-barang yang tersedia di warung tidaklah neko-neko. Seputar kebutuhan yang memang dibutuhkan warga setiap harinya, camilan serta jajanan anak.
Minggu sore, Radar sempat nongkrong di salah satu warung di Cieunteung Sukarame Kelurahan Argasari Kecamatan Cihideung. Warung itu berada di dalam gang, namun banyak dilalui warga sekitar.
Pemilik warung itu Ami Rahmi (30), perempuan murah senyum yang saat itu mengenakan gamis dan jilbab hitam. Beberapa kali warga datang untuk belanja dari mulai rokok, kerupuk bahkan minyak tanah.
Dewasa ini mayoritas masyarakat sudah menggunakan kompor gas dan listrik. Mungkin minyak tanah sudah menjadi bahan bakar yang tidak familiar di masyarakat.
Ami menceritakan, tetangganya yang masih menggunakan kompor minyak. Maka dia pun menyediakan minyak tanah di warungnya untuk mencukupi kebutuhannya. “Katanya takut kalau pakai kompor gas,” katanya.
Radar bukan kali pertama ke warung tersebut, sebelumnya warung ini selalu menjadi tempat nongkrong warga. Ternyata, kenaikan harga-harga berdampak pada daya beli masyarakat, sehingga keinginan nongkrong dan belanja pun menurun. “Jadi lebih sepi setelah harga-harga naik,” ucapnya.
Baca Juga:Insentif Covid untuk Nakes CairIbu-Bayi Sehat, Keluarga Bahagia
Soal kenaikan harga-harga, Ami menyebutkan hampir semua barang-barang naik. Meskipun kenaikannya tidak begitu drastis, namun tetap saja berpengaruh. “Rata-rata naiknya Rp 1.000, ada yang harganya tetap seperti kerupuk tapi jumlahnya dikurangi,” katanya.
Menurutnya, kenaikan harga sebuah keniscayaan ketika BBM dinaikkan. Dari mulai distribusi ke pasar, sampai ongkos dia untuk belanja ke pasar pun ikut membengkak.