Memperingati Hari Batik Nasional, Puluhan Siswa Praktik Buat Motif Batik

hari batik nasional
Sejumlah siswa SDN 4 Mancogeh mengikuti pelatihan membuat batik, di momen Hari Batik Nasional, di Workshop Putra WD, Cigeureung Kecamatan Cipedes, Senin (2/10/2023). foto: IST
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Momentum hari batik nasional, dijadikan para Siswa SDN Mancogeh Cipedes untuk belajar memproduksi kain Batik, sebagai warisan budaya.

Puluhan siswa mendatangi workshop Putra PD di kawasan Cigeureung Kota Resik guna mengikuti pelatihan itu.

Mereka berinisiatif untuk belajar praktek membuat salah satu ikon produk kota Tasikmalaya itu, sebagai upaya menyemarakan Hari Batik Nasional yang rutin diperingati setiap 2 Oktober.

Baca Juga:Penerbangan dari Tasikmalaya Akan Tersambung ke Bandara Kertajati Majalengka Mulai Januari 2024Penerbangan Dibuka, Pj Walikota Tasikmalaya Tancap Gas Rakor dengan Pemda se-Indonesia

Guru SDN 4 Mancogeh Kodir SPd menuturkan upaya tersebut sebagai pengenalan bagi pelajar supaya mencintai produk dalam negeri apalagi batik yang menjadi produk khas kreatif daerah.

“Dengan belajar membatik, juga sekaligus ikut serta melestarikannya sebagai warisan nusantara,” kata dia disela pelatihan membatik, Senin (2/10/2023).

Menurutnya para siswa dapat mengenal batik tidak hanya dari luarnya saja, melainkan juga dari cara membuatnya.

Apalagi sekolahnya berlokasi di kawasan sentra produksi batik Tasikmalaya.

Dia menjelaskan lebih jauh dari itu, keterampilan membuat batik kiranya pun bisa menjadi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah jika memungkinkan.

“Diharapkan anak-anak yang tinggal dan bersekolah di sentra batik, tidak mempunyai keterampilan atau minimal pengetahuan tentang batik itu sendiri. Makanya sekitar 30 siswa kita ikut sertakan di workshop ini,” tuturnya.

Salahseorang perintis Lambang Sora Indonesia (LSI) Foundation Vindu Abdul Rahman dan salah seorang perajin batik Asep Saefudin, bersyukur adanya edukasi terkait seni membuat batik dari kalangan akademik.

Sebab, saat ini regenerasi perajin khas budaya nusantara itu kian minim.

Baca Juga:Penulis Cerita Drama Korea ‘Moving’ Minta Cuti 2 Bulan untuk Fokus pada Seri “Hiden” SelanjutnyaRamaikan HUT ke-22, Pehobi Otomotif Jawa-Bali Bakal Banjiri Kota Tasikmalaya

“Sekarang ini perajin didominasi kaum lanjut usia, makanya generasi sekarang harus mengerti mulai proses men-canting sampai pewarnaan agar kelestarian tradisi terus hidup,” harapnya.

Sebelum belajar praktek, mereka terlebih dulu diberi beragam materi singkat tentang teknik menggunakan canting, menggambar pola pada sketsa dan lain sebagainya.

Pihaknya berkomitmen untuk mensupport ketika ada pihak-pihak yang konsen untuk melestarikan hal semacam ini.

0 Komentar