Mahasiswa Tuntut Penanganan Sampah di Kota Tasikmalaya Dituntaskan

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Siliwangi menggeruduk Bale Kota Tasikmalaya.

Mereka berorasi menyuarakan berbagai permasalahan yang belum tuntas ditangani Penjabat Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah. Salah satunya soal pengelolaan sampah.

“Ketidakbecusan pj wali kota menyelesaikan permasalahan di kota ini, kami PMII Universitas Siliwangi ingin menemui Cheka!” teriak koordinator aksi, Syamsul Ma’arif, Senin (20/11/2023).

Sebelumnya, PMII Unsil itu sudah melakukan observasi di lingkungan TPA Ciangir. Mereka bahkan tidak ragu untuk bermalam di gunung tumpukkan sampah itu.

Baca juga: Revitalisasi Situ Gede Kota Tasikmalaya Terhenti Akibat Minim Anggaran, Rencana Rp 40 Miliar Baru Terealisasi Rp 6,3 Miliar

“Dari pengangkutan sampai berakhirnya di TPA, belum optimal sehingga menyebabkan permasalahan lingkungan. Salah satunya adalah adanya air lindi atau genangan air, yang disebabkan oleh sampah yang tidak dikelola dengan baik,” ungkapnya.

“Itupun menimbulkan berbagai penyakit dan saluran air lindi, yang berada di TPA bocor sehingga mengalir ke sungai yang merupakan sumber air masyarakat setempat,” lanjut Syamsul.

Air lindi adalah suatu cairan yang dihasilkan dari paparan air hujan pada timbunan sampah. Cairan ini sangat berbahaya dan beracun karena mengandung konsentrasi senyawa organik maupun senyawa anorganik tinggi, yang terbentuk dalam landfill akibat adanya air hujan yang masuk ke dalamnya.

“Kami PMII Universitas Siliwangi, menuntut Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk mengevaluasi dan meningkatkan pengelolaan di Kota Tasikmalaya!” teriak massa aksi lain.

Baca juga: Mengapa Motor Harley-Davidson Harus Selalu Ngebut? Ternyata Ini Salah Satu Penyebabnya

Selain itu mereka juga mendesak Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk mengatasi berbagai permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh sampah dan menindak tegas pelaku usaha yang masih menggunakan plastik sebagai kemasan produk.

Mahasiswa yang menggunakan atribut serba biru dan kuning itu, sepakat untuk meminta Pemkot melakukan kajian ilmiah tentang air lindi yang dihasilkan di TPA Ciangir.

Syamsul juga menjelaskan, meski penyiraman Ecoenzyme sempat dilakukan Pemkot untuk menghilangkan bau di TPA Ciangir, justru menambah permasalahan baru.

“Itu justru menambah pencemaran air, lingkungan, termasuk air lindi itu. Maka, kami mendesak Pemerintah Kota Tasikmalaya membuat kajian ilmiah uji laboratorium terkait air lindi,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *