Lanud Wiriadinata Serahkan Monumen Pesawat Latih ke Pemkot Tasikmalaya, Bukti Sejarah Dirgantara

Lanud Wiriadinata Serahkan Monumen Pesawat Latih ke Pemkot Tasikmalaya, Bukti Sejarah Dirgantara
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Lanud Wiriadinata Tasikmalaya menyerahkan monumen pesawat latih SIAI-Marchetti SF.260, kepada Pemkot Tasikmalaya, Kamis (20/7/2023).

Penyerahan monumen pesawat tersebut dilakukan Danlanud Wiriadinata Letkol Pnb Adi P Buana kepada Pj Wali kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah di area taman kota.

Cheka berharap, dengan hadirnya monumen pesawat di pusat kota itu, menjadi tambahan ornamen yang menjadi daya magnet destinasi wisata baru. Bagi pengunjung yang datang ke Kota Tasikmalaya.

Baca Juga:Membangun Budaya Komunikasi yang MempersatukanSpekulasi Pergeseran Pegawai Terus Berkembang, Pemkot Didorong Beri Kepastian Soal Nama Kadis yang Akan Digeser

“Diharapkan menjadi destinasi tambahan, jadi tidak hanya menjadi  aset kota saja, tapi ini bisa menjadi area lebih menarik bagi warga yang beraktivitas disini,” ucap Cheka usai acara.

Pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan, guna menanbah destinasi wisata baru di Kota Tasikmalaya. Mengingat daerah berjuluk Kota Resik ini minim potensi wisata, terutama wisata alam.

“Selanjutnya kita masih melakukan diskusi dengan Disporabudpar, ada beberapa yang kita pelajari dari beberapa daerah luar, mudah mudahan ada yang baru nantinya,  biar bisa surprise,” ungkapnya.

Danlanud Wiriadinata Tasikmalaya Letkol Pnb Adi P Buana mengatakan, alasan dari dihadirkannya pesawat latih yang dijadikan monument di area  tersebut, lantaran Sejarah penerbangan di Tasikmalaya berawal dari adanya peninggalan Lapangan Udara di Cibeureum. Lapangan udara ini digunakan sebagai tempat landing serta take off pesawat-pesawat militer Belanda, begitu juga pada masa penjajahan Jepang.

“Jadi Tasikmalaya sebelumnya, sejarahnya bandara ini disebut Bandara Cibeureum. Dimana bandara ini sebagai alternatif pendidikan pilot atau para penerbang di Indonesia. Jadi kenapa sejarahnya yang saya bawa ini adalah pesawat latih, dikarenakan dulu di sini sebagai tempat pendidikan pelatihan penerbangan oleh TNI AU atau dulu disebut BKR bagian udara,” katanya.

Dia mengulas, seusai Jepang menyerah pada sekutu dan Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemudian Rakyat Indonesia menghimpun kekuatan untuk merebut kembali kekuasaan dari Belanda dan Jepang. Salah satunya adalah lapangan udara.

0 Komentar