CIHIDEUNG, RADSIK – Hari Jadi Kota Tasikmalaya seyogianya disambut semangat berbagai elemen selayaknya HUT RI yang jatuh pada 17 Agustus. Namun semangat tersebut tampak belum terbangun, bahkan di pemerintahannya sendiri.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Komisi III DPRD Kota Tasikmalaya H Wahid, menyikapi kusamnya tugu dan ikon yang seharusnya mempercantik kota. Seharusnya menjelang HUT kota, kata dia, ada langkah untuk berbenah.
“Setidaknya dibenahi atau dilakukan pengecatan lagi,” ungkapnya kepada Radar, Rabu (21/9/2022).
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Baca Juga:Akses di Jalan Ahmad Yani DipersempitWaspadai Obat Tradisional Mengandung Kimia
Menurutnya, Hari Jadi Kota Tasikmalaya tak ubahnya seperti HUT RI. Hanya saja ruang lingkupnya lebih kecil. Dia ingin momentum ini disambut semangat oleh seluruh masyarakat. “Supaya momen HUT Kota benar-benar jadi pesta rakyat Kota Tasikmalaya,” terangnya.
Namun sebelum kepada masyarakatnya, pembenahan itu harus dimulai dari pemerintah dulu. Termasuk membenahi ruang publik seperti tugu, monumen dan ikon-ikon yang ada.
“Jadi ada gerakan untuk semangat memeriahkan,” ucapnya.
Sementara, dia melihat pemerintah kota sendiri kurang semangat dan antusias. Selain tidak adanya pembenahan di ruang publik, konsepnya pun belum terekspose. “Biasanya kan suka ada logo bernilai filosofis kalau HUT Kota, sekarang belum ada padahal waktunya sudah dekat,” ujarnya.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan kalau masyarakat belum tahu kalau sebentar lagi mau peringatan hari jadi kota. Karena ajakan dari pemerintah sendiri terbilang nihil. “Beda dengan Agustusan tanpa diberi tahu pun masyarakat langsung bergerak, kalau hari jadi kota kan tidak semua tahu tanggal berapa,” ucapnya.
Sebelumnya, Menjelang hari jadi Kota Tasikmalaya yang ke-21, sejumlah ikon dan hiasan di sejumlah titik jalan tampak kusam. Hal itu mencitrakan memperlihatkan kurangnya pemeliharaan terhadap aset-aset tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya H Deni Diyana mengakui bahwa tugu dan ikon tersebut selain bermakna filosofis juga untuk mempercantik kota. Namun anggaran pemeliharaan cukup terbatas sehingga belum bisa merawat semuanya. “Kemarin kita fokuskan di taman kota, supaya menunjang pembenahan Jalan HZ Mustofa,” ucapnya.