Khawatir Mengganggu saat Dibawa ke Sekolah

Khawatir Mengganggu saat Dibawa ke Sekolah
0 Komentar

PANGANDARAN, RADSIK – Permainan lato-lato sedang populer di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Pangandaran. Namun, ramainya permainan tersebut menjadi sorotan di dunia pendidikan.

Salah seorang warga Kecamatan Parigi Kasmini (40) mengaku tidak nyaman ketika melihat siswa ke sekolah membawa mainan viral itu. “Takutnya lepas bolanya, terus menghantam orang lain, kan bahaya,” ujarnya kepada Radar, Rabu (11/1/2023).

Selain itu, suara lato-lato cukup mengganggu, karena suaranya yang nyaring. Terlebih bila dibawa ke sekolah. Khawatir mengganggu kegiatan belajar mengajar. “Terus dimainkan berulang-ulang ya jadi mengganggu,” terangnya.

Baca Juga:Antrean Haji Mencapai 17 TahunAzies Dicopot dari Nasdem?

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran Agus Nurdin mengatakan, kewenangan larangan membawa lato-lato kepada siswa diserahkan ke setiap kepala sekolah. “Tidak perlu adanya surat edaran untuk larangan bawa permainan termasuk lato-lato ke sekolah,” katanya.

Menurutnya, yang paling utama adalah bagaiamana pihak sekolah menyosialisasikan terkait larangan membawa lato-lato ke orang tua. “Kalau soal pelanggaran kami serahkan siswa kita kepada kepsek dan guru di sekolah,” ujarnya.

Sementara itu, dilansir dari beberapa sumber, permainan lato-lato berasal dari Amerika Serikat. Di negara asalnya permain tersebut bernama clackers, click-clacks, atau knockers. Pada awal 70-an, ratusan pembuat mainan telah menjual jutaan clackers di seluruh dunia.

Di Indonesia, clackers mulai populer pada 1990-an dengan nama tek-tek. Kini, permaianan itu kembali menjadi tren dengan nama lato-lato. (den)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

0 Komentar