Keren!! Sulap Lidi Jadi Piring Anyaman, Sehari Bisa Produksi 50 dan Harganya Rp 2.000-2.500 Tak Perlu Cuci Piring Lagi

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Salah satu warga di Kampung Kalapadua Desa Margaluyu Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya mengembangkan usaha membuat piring anyaman dari lidi.

Salah satu pengrajin, Ai Hera mengatakan sudah sejak tahun 2018 memproduksi piring dari lidi daun kelapa. Dalam waktu sebulan dapat membuat piring dari lidi kelapa sebanyak 200-300 buah piring lidi anyaman

“Dalam satu hari dia bisa produksi sekitar 20-50 piring lidi dia menjual ke konsumen dengan harga Rp 2.000-2.500,” ujarnya kepada Radar, Minggu (12/11/2023).

Kata dia, untuk mencari bahan baku satu-satunya berupa lidi, dirinya mengaku tidak terlalu kesulitan karena bahan baku tersebut mudah didapatkan. Hasil karyanya ini, selain unik juga tidak bisa pecah dan bisa digunakan dalam jangka yang cukup lama.

Baca Juga: Kelebihan Motor Listrik Uwinfly T5, Cukup Rp 2.000 Bisa Antar Jemput Pacar Tanpa Antre ke SPBU

“Piiring baisanya digunakan pengusaha rumah makan, restoran atau sejenisnya. Sebab, tidak membutuhkan air atau sabun untuk membersihkannya mengingat piring ini hanya membutuhkan kertas minyak atau daun sebagai alasnya ketika digunakan,” jelas dia.

Dari kreativitas tersebut, dia mengaku bisa mendapatkan penghasilan tambahan untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Memang dengan sedikit sentuhan seni dan kreativitas, lidi ternyata dapat dirangkai menjadi produk yang cukup bernilai.

“Memang dibutuhkan kesabaran, ketelatenan dan keuletan serta ketekunan. Namun hasil yang dicapai juga alhamdulillah dapat membantu perekonomian keluarga,” ucapnya terkait piring anyaman.

Piring Anyaman Berpotensi Terus Dikembangkan

Kepala Desa Margaluyu Kecamatan Maninjaya Dian Cahyadinata mengatakan, kerajinan piring anyaman ini sangat luar biasa karena bisa memanfaatkan bahan limbah lidi kelapa dan bisa menghasilkan nilai yang ekonomis.

“Ke depannya kita akan coba dulu mengeksplor dengan menggali potensi yang ada di warga kami setelah itu mempublikasikan dan juga bisa memasarkannya,” kata dia.

Sejauh ini, kata Dian, bahwa ini sudah cukup produktif. Hanya saja tinggal pengembangannya, nantinya akan dicoba melalui pasar-pasar. Kemudian juga bisa memberdayakan pekerja tambahan, sehingga meningkatkan hasil produksi.

Menurutnya, yang tadinya hanya menghasilkan 20 pcs per hari, ke depan dengan adanya pelatihan untuk merekrut pekerja baru, setidaknya 3 orang pekerja tambahan bisa menghasilkan 60 pcs per hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *