Kekuatan Keterhubungan Digital: Preferensi Ketinggalan Dompet vs Handphone dalam Konteks Kelompok Beragam

Keterhubungan Digital
Dr Dandan Haryono SSos MSi CHIC, Dosen Universitas Tadulako Palu, Sulawesi Tengah
0 Komentar

Hasil Penelitian

Sebuah pergeseran yang mencolok dalam preferensi sehari-hari telah terkuak melalui penelitian ini, membuka cakrawala baru dalam pemahaman tentang bagaimana teknologi telah menjadi penentu utama dalam mengarahkan keputusan manusia. Dulu hanya alat komunikasi sederhana, handphone telah mengalami transformasi menjadi pintu gerbang digital yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita. Dengan mencermati bahwa mayoritas responden (rata-rata 20 dari 20 orang) lebih memilih ketinggalan dompet daripada handphone, kita dapat melihat betapa kompleksnya perubahan perilaku dan budaya dalam era konektivitas yang semakin menggurita.

Seperti candu yang memikat, handphone telah mengambil peran sentral sebagai kunci utama dalam komunikasi dan akses ke dunia maya. Motivasi utama di balik preferensi ini adalah peran vital yang dimainkan oleh handphone dalam mengatur dan memfasilitasi komunikasi dengan berbagai entitas: keluarga, teman, rekan kerja, dan mitra bisnis. Handphone menawarkan rasa keterhubungan dan kenyamanan yang tak tertandingi, mengakibatkan ketergantungan yang semakin dalam di tengah masyarakat yang terus menuntut konektivitas yang tidak pernah padam.

Tetapi, di balik pesona teknologi ini, terungkap pula konsekuensi sosial dan perilaku yang nyata. Pilihan untuk lebih memilih handphone daripada dompet mencerminkan perubahan budaya yang mendasar: tatap muka dan senyum di dunia nyata kini tergantikan oleh deru notifikasi dan pesan di dunia maya. Lebih dari itu, handphone diyakini memiliki potensi memicu adiksi yang meresap perlahan, mengarahkan individu ke dalam pola perilaku yang cenderung mengabaikan interaksi langsung dengan lingkungan di sekitarnya.

Baca Juga:Horeee!! Gaji PNS Naik 8 Persen di 2024Fisip Unsil Tasikmalaya Evaluasi Total untuk Kurikulum OBE

Ketika handphone mendominasi, manusia cenderung terbiasa mengandalkan teknologi dalam situasi darurat, mengabaikan kemampuan bantuan yang bisa diberikan oleh sesama manusia. Selayaknya candu, handphone mungkin memberikan rasa aman dan kenyamanan, tetapi pada saat yang sama membatasi interaksi sosial yang bernilai.

Melalui pemahaman yang lebih mendalam, preferensi ini mencerminkan perubahan perilaku yang lebih luas dalam masyarakat modern. Terlepas dari nilai-nilai tradisional seperti dompet yang menyimpan identitas dan kekayaan, manusia cenderung mengorbankan aspek-aspek tersebut demi kepuasan instan dari teknologi. Dalam konteks sosial, pergeseran besar dalam interaksi manusiawi dan prioritas harian semakin terlihat jelas. Penelitian ini menyoroti bahwa perdebatan antara ketinggalan dompet atau handphone sebenarnya mencerminkan pergeseran sosial yang lebih mendalam, yang dipicu oleh dominasi teknologi yang terus berkembang. Namun, penting juga untuk diingat bahwa handphone bukanlah satu-satunya alat komunikasi yang aman. Sisi positif handphone sebagai alat unjuk taraf hidup sosialita dan keberlanjutan transaksi digital marketing juga patut diperhitungkan dalam memanfaatkan teknologi dengan bijak.

0 Komentar