Kebakaran di Kota Tasikmalaya Menggila, Sepanjang Oktober 2023 Terjadi 50 Kasus

kebakar
foto ilustrasi: Pixabay
0 Komentar

“Kalau sampai terjadi di gedung tinggi dan kita masih gak punya itu, sebagian besar kita hanya bisa berdoa,” kata Boedi tergelak.

Setidaknya, dalam membangun gedung tinggi harus memenuhi SLF (Sertifikat Laik Fungsi). Meskipun sebuah bangunan telah selesai dikerjakan, namun jika tidak memiliki SLF maka tidak diperkenankan beroperasi untuk apapun fungsinya.

“Bahkan setelah berlakunya aturan yang mengatur tentang SLF (Sertifikat Laik Fungsi) itu, mulai diberlakukan 2021 ke sini,” jelas Boedi.

Baca Juga:Dinilai Peduli Rakyat Kecil, Ivan Dicksan Ditaksir Layak Jadi Wali Kota Tasikmalaya BerikutnyaSekda: Event di Kawalu Bisa Jadi Contoh Buat Kegiatan Taraf Kecamatan

“Rata-rata gedung yang dibangun 2021 ke sini, udah memenuhi kelaikan alat proteksi kebakaran. Seperti, Rumah Sakit Hermina, Rumah Sakit Jantung. Tapi yang sudah eksisting, contoh rumah sakit swasta, itu bahkan belum ada. Contoh Hotel H…., sekarang kalau misal ada kebakaran akses untuk mobil damkar masuk ke dalam gimana, kemiringannya kan susah. Tempat untuk assemble point-nya di mana? Kan itu gak ada semua bangunan sudah penuh,” lengkapnya.

Kepala Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah (PPD) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Tasikmalaya, Aji Priatna Nurmansyah, mengatakan bahwa kondisi yang dialami Damkar Kota Tasikmalaya itu tak sepatutnya terjadi.

Ditambah, angka kebakaran yang tinggi selama Oktober 2023, terjadi dikala pemkot tengah melangsungkan event-event hari jadi.

“Event-event itu memang sebagai bentuk Euforia atas hari lahirnya kota tasik, juga sebagai bentuk kecintaan dan hiburan bagi warga tasik. Namun dibalik Euforia Hari jadi Kota Tasik, ada sisi kelam yaitu kebakaran yang melanda tersebar di 50 titik dan hal ini dipicu akibat kekeringan yang melanda wilayah-wilayah di Indonesia terkhusus di Kota Tasikmalaya,” kata Aji memaparkan.

Baginya, Pemkot harus lebih preventif terhadap penanggulangan bencana kekeringan dan juga kebakaran. Ia menilai, bahkan sebelum Oktober pun, Kota Tasikmalaya tak pernah serius hadapi krisis air.

“Seharusnya pemerintah tak hanya berfokus pada event-event saja, tapi juga memperhatikan terkait bagaimana antisipasi kekeringan di kota tasikmalaya dan kebakaran-kebakaran yang terjadi belakangan ini. Tidak hanya distribusi air bersih, tapi juga lakukan upaya penghijauan untuk jangka panjang,” tambahnya.(*)

0 Komentar