Intrik Ada dan Tiada Booth PKL

Intrik Ada dan Tiada Booth PKL
H Ivan Dicksan, Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya
0 Komentar

Pemkot berupaya mengharmoniskan dua kepentingan tersebut. Yakni ruang bagi pejalan dan aktivitas usaha masyarakat kecil di sana semuanya terakomodir. Maka, sejak awal pembangunan mau dimulai, wali kota tidak pernah menyatakan opsi relokasi para PKL yang sudah lama beraktivitas di sana.

”Munculnya itu konsep untuk pemberdayaan para PKL. Seiring berjalannya waktu, alhamdulillah hasil pekerjaan fisiknya baik dan begitu direspon positif warga luar dan dalam kota. Bahkan Pak Gubernur juga acungi jempol untuk perubahan wajah kota kita yang semakin cantik ini. Maka itu mesti bisa kita pertahankan,” ujarnya.

Senin lalu, kata dia, pihaknya membahas bagaimana PKL seperti tujuan awal diberdayakan. Terutama yang jualannya sudah lama dan komoditas barang dagangannya bisa relevan dengan kondisi saat ini. ”Nantinya di sana ditata supaya bisa aktivitas dengan komitmen menjaga suasana yang sudah berubah. Tertib, rapi, tak sembarangan jualan,” kata mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Tasikmalaya itu.

Baca Juga:Menghitung HariPastikan 10 Program PKK Terlaksana

Sementara berkaitan booth PKL yang sempat ditempatkan di ruas kanan HZ Mustofa, merupakan tindak lanjut dari permintaan wali kota terhadap pihak perbankan. Di mana H Muhammad Yusuf menginstruksikan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (KUMKM Perindag) merancang konsep penataan di semipedestrian itu.

”Dinas teknis merancang itu supaya tidak sampai mengganggu fungsi trotoar sebagai ruang pejalan. Kala itu, karena kita tidak menganggarkan maka Pak Wali minta bantuan dan disambut Direktur BJB. Kemudian dibantu siapkan booth itu. Soal pemasangan kemarin, itu ada miskomunikasi, maka kami koordinasikan kembali antar-instansi di Gedung PPIK kemarin,” tuturnya.

Pemkot pun, kata dia, sudah menyusun Perwalkot tentang Pengaturan PKL. Upaya penataan dan pemberdayaan akan dicoba supaya dua kepentingan pejalan dan pedagang dengan sejumlah opsi yang bakal ditempuh bisa direalisasikan.

”Tim juga hari ini ke lapangan dalam mengukur kondisi riil disana. Sebab, ada tempat duduk pengunjung berbentuk kelom, jangan sampai booth ditempatkan malah sempit. Jadi booth dari BJB yang sudah jadi itu semoga bisa diterapkan dan dimanfaatkan, menyesuaikan situasi serta kondisi di lapangan melalui berbagai alternatif dari tim. Dan juga, booth itu rencananya disimpan di ruas kanan yang lebar trotoarnya lebih dari lima meter sesuai aturan, itu bisa digunakan untuk aktivitas perekonomian,” kata Ivan.

0 Komentar