Ini Kata Warga Kota Tasikmalaya, Usai Menerima ‘Serangan Tusuk Sate’ di Pemilu 2024

warga
Saat kampanye semua orang menggaungkan agar memimpin pemilih yang amanah. Namun nyatanya banyak calon pemimpin yang menang karena politik uang dan diterima masyarakat. (net)
0 Komentar

Peneliti Oligarki dan Praktik Rent Seeking Pasca Pemekaran Tasikmalaya itu, juga mengatakan bahwa basis menjadi kekuatan utama kemanjuran politik uang.

“Tanpa basis bukan apa-apa itu, cuman buang-buang duit aja. Maka dari itu memiliki basis massa yang kuat dan banyak sangat penting menghadapi kontestasi politik elektoral,” jelasnya.

Menurut Ali, praktik politik uang masif terjadi di Pileg karena persaingan antar caleg pada sistem proporsional terbuka cukup sengit.

Baca Juga:4 Partai di Kabupaten Ciamis dengan Raihan Suara Terbanyak Berdasarkan Hasil Hitung Sementara, PDIP Berpeluang Kembali Memimpin, Demokrat Bisa TerdepakPDIP Keluarkan Surat Penolakan Hasil Penghitungan Suara pada Alat Bantu Sirekap di Semua Tingkatan

2 Kursi Legislatif DPRD Kota Tasikmalaya Dapil 1 Diperebutkan Partai Gerindra, PKS dan Demokrat

Dalam hal ini, politik uang menjadi penting meskipun efek untuk memengaruhi pemilih hanya 10 persen.

Diakui seorang politisi suatu partai politik di Kota Tasikmalaya, bahwa ‘serangan fajar’ masih jadi satu jurus jitu yang justru dinanti masyarakat.

“Dulu waktu Pemilu sebelumnya (2019), pakai mobil box bawa uang ada puluhan juta. Kita sasar yang lagi nongkrong di jam segitu,” ujarnya politisi tersebut kepada Radar. (Ayu)

Baca berita dan artikel lainnya di google news

0 Komentar