Google Mengungkap Modus Penipuan Melalui E-mail yang Ancam Keamanan Pengguna

Modus penipuan melalui email
Ilustrasi. Pixabay
0 Komentar

JAKARTA, RADARTASIK.ID – Google baru-baru ini merilis informasi terkait beberapa modus penipuan melalui email yang kerap terjadi di layanan mereka. Salah satu yang paling umum adalah e-mail palsu atau metode phising.

Modus penipuan ini melibatkan penyisipan tautan yang berisi malware atau virus pengintai, yang dapat mencuri identitas pengguna bahkan mengakses informasi keuangan mereka.

Menurut Demis Rizky Gosta, Editor Teknologi CNBC Indonesia, serangan menggunakan malware melalui phishing atau pencurian informasi pribadi yang dikirim melalui e-mail, telepon, pesan teks, atau tautan, adalah serangan yang sederhana namun berdampak besar. Penjahat cyber memanfaatkan kelemahan psikologis dan kepanikan penerima malware untuk mencapai tujuan mereka.

Baca Juga:Google Akan Menghapus Akun Gmail dan Google Workspace yang Tak Aktif Selama 2 TahunPuji Kecantikan Inara Rusli, dr Richard Heran Virgoun Selingkuh

Alfons Tanujaya, seorang Pakar Keamanan Siber & Forensik Digital, menjelaskan bahwa kebocoran data di dark web menjadi sumber bagi pelaku kejahatan phishing untuk menyebarkan jebakan melalui e-mail, telepon, pesan teks, atau tautan tertentu. Namun, ia menekankan pentingnya kewaspadaan pengguna e-mail dalam menghadapi modus penipuan ini. Menurutnya, pengguna e-mail harus mengaktifkan otentikasi dua faktor sebagai langkah keamanan tambahan.

Ancaman phishing sangatlah serius dan dapat berdampak pada individu, pemerintah, dan korporasi. Dalam dialog yang diadakan oleh Anneke Wiajaya dan Demis Rizky Gosta dalam acara Profit, CNBC Indonesia, pada Kamis, 4 Mei 2023, mereka mengulas lebih lanjut tentang bahaya dari phishing dan jurus untuk menjaga keamanan e-mail dari berbagai modus kejahatan.

Alfons Tanujaya menjelaskan bahwa dengan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan, serta mengikuti langkah-langkah keamanan yang tepat, pengguna dapat menghindari ancaman phising dan melindungi data pribadi serta keuangan mereka dari para penjahat cyber yang tidak bertanggung jawab.

sumber:CNBC

0 Komentar