El Nino dan IOD Bikin Kemarau Lebih Parah, Masyarakat di Kabupaten Ciamis Diminta Waspada Kekeringan

CIAMIS, RADARTASIK.ID – Ketua FK Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Ciamis Ade Waluya mengimbau masyarakat mewaspadai fenomena El Nino dan IOD.

El Nino merupakan fenomena iklim yang terjadi secara periodik dan berkaitan dengan perubahan suhu permukaan laut di kawasan tengah dan timur Samudera Pasifik.

“Fenomena ini mempengaruhi pola cuaca global dan memiliki dampak yang signifikan pada lingkungan, pertanian, dan ekonomi di berbagai wilayah di seluruh dunia,” ungkapnya.

Sedangkan IOD adalah Indian Ocean Dipole yang didefinisikan sebagai perbedaan suhu permukaan laut (Sea Surface Temperature/SST) antara wilayah Timur dan Barat Samudra Hindia.

Kehadiran IOD ini akan membuat kemarau semakin kering.

Baca juga: Minat Masyarakat Ciamis Nikah di KUA Tinggi, Menikah di Bale Nyungcung Dianggap Terlalu Umum

Salah satu ciri utama El Nino adalah peningkatan suhu permukaan laut di kawasan tengah dan timur Samudra Pasifik.

El Nino juga menyebabkan redistribusi angin di atmosfer atas Samudra Pasifik, termasuk penurunan angin pasat normal di kawasan ini.

El Nino juga sering dikaitkan dengan gelombang panas ekstrem di berbagai wilayah di dunia, terutama di Amerika Selatan dan bagian barat daya Amerika Serikat.

Penurunan curah hujan beberapa wilayah seperti Amerika Selatan, Afrika Timur, dan Australia dapat mengalami penurunan curah hujan yang signifikan selama periode El Nino.

Pengaruh cuaca global, El Nino mempengaruhi pola cuaca global dan dapat menyebabkan banjir, kekeringan, dan perubahan lainnya dalam pola cuaca di berbagai wilayah di seluruh dunia.

Baca juga: Prediksi BMKG, Kekeringan Ancam 189 Hektare Wilayah di Kabupaten Garut, Daerah Ini yang Harus Waspada

“Biasanya, angin pasat mengarah ke barat melintasi Samudra Pasifik, mendorong air hangat ke barat. Akibatnya, air permukaan di wilayah barat Samudra Pasifik menjadi hangat dan dangkal, sementara di wilayah timur menjadi dingin dan dalam,” ungkapnya.

Ade mengatakan, selama El Nino, angin pasat melemah atau bahkan terbalik, sehingga memungkinkan air hangat dari wilayah barat untuk mengalir kembali ke timur.

Hal ini menyebabkan peningkatan suhu permukaan laut di wilayah timur Samudra Pasifik dan mengganggu pola cuaca normal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *