Ekspedisi Kampung Dumaring (1): Cendera Mata Pusaka Kujang Menandai Awal Perjumpaan dengan Para Tokoh Adat

Dumaring
Tim Ekspedisi Kampung Dumaring Soni Herdiawan, Tiko Heryanto, dan Sandy AW bersiap menyeberang menaiki perahu ketinting di Dermaga Apung Pelabuhan Rajanta, Kamis 3 Agustus 2023. (Radar Tasikmalaya)
0 Komentar

RADARTASIK.ID, BERAU – Dumaring memanggil. Tim ekspedisi pun bergegas. Perjalanan darat, udara, dan perairan dilalui menuju daerah berjarak sekitar 2.366 kilometer dari Graha Pena Radar Tasikmalaya, Jawa Barat.

Dumaring merupakan salah satu kampung di Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kampung ini mempunyai situs cagar budaya Benteng Bagindo Raja dan Rumah Adat Dayak Pesisir.

Kampung Dumaring juga memiliki penduduk multi-etnis. Seperti Dayak Baluy, Dayak Asi’i, Dayak Asi, Dayak Basap, Jawa, Bugis, Wajo, Lembata, Adonara, dan lain-lain. Begitu juga multireligi.

Baca Juga:TJSL PLN Bikin 5.425 UMK Naik Kelas, Program Rumah BUMN, Desa Berdaya, dan Pemberdayaan Kawasan Wisata Paling DominanPembagian Uang Ganti Rugi Tol Getaci di Kabupaten Garut, Ai Dapat Rp 40 Juta, Siti Terima Rp 15 Juta, Desa Karangmulya Selesai, Desa Mandalasari Harus Siap-Siap

Kampung yang berjarak sekitar 480 kilometer dari Titik Nol IKN (Ibu Kota Nusantara) itu memiliki destinasi wisata potensial. Namanya Taman Sungai Dumaring (TSD).

Nama TSD menjadi identitas yang mewakili segala potensi di Kampung Dumaring. Mulai dari kekayaan hutan, keanekaragaman hayati, masyarakat multikultur dan produk yang dihasilkan.

TSD menjadi bagian dari program konservasi hutan di bawah payung Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Panglima Jerrung. Khususnya di Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Wisata.

Radar Tasikmalaya Group terpilih untuk menjalankan kegiatan jurnalistik di Kampung Dumaring. Mengingat lokasi, multi-etnis, multireligi, dan keadaan alamnya, program ini menjadi tantangan tidak mudah. Butuh mental. Juga kesadaran akan tanggung jawab risiko jurnalis.

Tim Ekspedisi Kampung Dumaring pun dibentuk. Terdiri dari tiga orang: Tiko Heryanto sebagai koordinator, Soni Herdiawan dan saya.

Menjalankan tugas liputan ke daerah yang jarak tempuhnya bisa memakan waktu kurang lebih 66 jam menggunakan perjalanan darat dan laut, tidak bisa serta-merta berangkat begitu saja. Butuh riset.

Bang Tiko—panggilan akrab Tiko Heryanto—menjalankan tugas riset ala jurnalis terlebih dahulu sebelum membawa tim ke Kampung Dumaring. Bang Tiko berangkat seorang diri untuk menelusuri dan mengenal keadaan geografi, iklim, demografi, adat, agama, budaya, dan kekayaan alam di salah satu kampung di Tanah Borneo itu.

Baca Juga:Dr Aqua Dwipayana Sebut Komunikasi Senjata Utama untuk Polisi, Terjadinya Masalah Seringkali karena KomunikasiGermas Bersama Anggota DPR RI Nurhayati Effendi, Ratusan Masyarakat Kota Tasikmalaya Antusias

Dua pekan dilalui dalam riset. Sekaligus liputan awal tentang Kampung Dumaring. Bang Tiko kembali ke Tanah Jawa untuk mengurai hasil penelusuran.

0 Komentar