TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pendidikan di Kota Tasikmalaya idealnya bisa semakin maju. Bagaimana tidak, untuk SD saja, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tasikmalaya mendapat kucuran anggaran serta bantuan dengan angka tembus Rp 38,7 miliar.
Pendidikan yang menjadi salah satu dasar pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa mendapat prioritas dari pemerintah. Termasuk dalam hal anggaran baik itu APBD maupun bantuan dari Provinsi dan juga pemerintah pusat.
Kabid Pembinaan Sekolah Dasar Disdik Kota Tasikmalaya Indra Risdianto menuturkan tahun ini dukungan APBD Kota relatif berkurang. Untuk pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) dan rehab dialokasikan Rp 4 miliar.
Baca Juga:Menanti Akhir Drama PPP, Mengusung Ivan Dicksan atau Nurhayati di Pilkada Kota Tasikmalaya 2024Mendekati Pencalonan Pilkada, DPC PKB Kota Tasikmalaya Ikut Terusik dengan Pernyataan Lukman Edy
“Ada 2 sekolah pembangunan RKB dan selebihnya rehab-rehab ringan,” ungkapnya kepada Radar, Rabu (7/8/2024).
Nilai ini secara angka disebutkan Indra mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Dimana pada APBD 2023, alokasi anggaran untuk sekolah SD mencapai Rp 8 miliar.“Berkurang. Kalau tahun kemarin sampai Rp 8 miliar,” tuturnya.
Di samping itu, ada juga bantuan dari pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan nominal anggaran Rp 4,7 miliar. Bantuan ini pun masih untuk infrastruktur baik pembangunan RKB atau pun rehab. “Penyebarannya di sembilan sekolah. Ada yang RKB dan ada yang rehab juga,” tuturnya.
Bantuan dari pemerintah Provinsi Jawa barat pun ada, namun bentuknya pengadaan komputer dengan anggaran Rp 30 miliar. Bantuan pengadaan komputer ini untuk 70 sekolah dengan jumlah unit yang bervariasi. “Ada yang hanya satu unit, ada yang sampai 12 unit,” terang dia.
Disinggung kebutuhan komputer, diakuinya bahwa masih ada sebagian sekolah yang kekurangan sarana tersebut. Khususnya SD negeri di wilayah Kecamatan Kawalu dan Mangkubumi. “Tapi perlu ada sarpras pengamanannya juga, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.
Bantuan-bantuan yang turun itu, khususnya DAK merupakan hasil pengajuan dari masing-masing sekolah karena tidak bisa diajukan oleh dinas. Maka dari itu, pihaknya pun melakukan dorongan agar setiap sekolah mengajukan bantuan ke pusat sesuai dengan kebutuhan. “Ada juga yang memang yang tidak terakomodir,” tuturnya.(rga)