Diminta Sukseskan Sensus Stunting, Kadis DPPKBP3A Kota Tasikmalaya: Bukan Kerja Superman!

STUNTING
Kepala Dinas PPKBP3A, Imin Muhaimin memberi keterangan pada wartawan usai menghadiri acara di salah satu mall pada Kamis 3 Oktober 2024. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kepala Dinas (Kadis) Pengendalian Penduduk Keluraga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBP3A) Kota Tasikmalaya, Imin Muhaemin, menuturkan dirinya kini tengah sibuk mempersiapkan Sensus SSGI Stunting yang akan dipresentasikan pada bulan Oktober ini.

“Fokus saya kan sesuai dengan tema yang sekarang diusung oleh Dinas KB sebetulnya, hanya melanjutkan. Terkait masalah stunting, di kita kan sudah waktunya evaluasi nih bulan Oktober itu. Kita harus mulai persiapan,” kata Imin usai menghadiri lomba kawih di Transmart tasikmalaya, Kamis 3 Oktober 2024.

Imin yang baru dilantik pada Kamis (19/9/2024) itu, mengaku diberi tantangan sekaligus tekanan oleh Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Dr Cheka Virgowansyah, menyelesaikan masalah stunting pada akhir tahun 2024 ini.

Baca Juga:Kuota Guru PPPK di Ciamis Hanya 40 OrangMAN 1 Tasikmalaya Borong Piala di Kemah Bakti Sebatalyon Kabupaten Tasikmalaya

“Ada lah (tekanan). Pak Pj menarget bisa gak suksesi (angka stunting, red) 27,1 bisa turun gak? Harus turun dalam hasil evaluasi, minggu depan sudah mulai. (Sensus) Selama lima minggu, (kemudian) evaluasi stunting. Itu diharapkan sih turun,” sebutnya.

Saat ditarget hal tersebut, Imin bergegas mengerahkan seluruh kekuatan di dinasnya, untuk menyukseskan sensus data stunting tersebut. Baginya pun stunting bukanlah hal baru, sehingga ia tampak percaya diri bisa konsisten bekerja sesuai strategi.

“Sebetulnya instrumennya sudah jelas. Tinggal melaksanakan saja. Karena stunting bukan hal yang baru sebetulnya. Sudah berlangsung dari lama juga, sekarang semua ilmu, strategi, terkait penanganan stunting juga sudah ada. Tinggal mau enggak kita konsisten dan komitmen untuk melaksanakan strategi itu,” jelasnya.

“Jangan sampai karena nanti kita tidak siap, sensusnya tidak maksimal, yang dirugikan kan kita,” tambah Imin.

Sebagai kepala dinas yang baru, ia memaparkan bahwa stunting bukan hanya soal kekurangan gizi saja. ASN yang pernah mendapatkan pin One ASN One Stunting itu yakin bisa lebih serius menyelesaikan permasalahan stunting.

“Sifatnya fluktuatif, banyak hal. Stunting itu bukan masalah pemberian gizi tambahan saja. Ada terkait dengan masalah intervensi sensitif, lingkungan juga,” sebutnya.

Ke depan, sebagai pemimpin di DPPKBP3A, Imin menargetkan bisa membangun tim yang bekerja secara optimal dan ‘super’ dalam menyelesaikan Stunting.

0 Komentar