Ciptakan Kemandirian Ekonomi Pesantren

Ciptakan Kemandirian Ekonomi Pesantren
RAPAT KOORDINASI. Ketua Kadin Garut Yudi Nugraha Lasminingrat (dua dari kiri) saat menghadiri Rakercab FPP. Foto: istimewa
0 Komentar

GARUT KOTA, RATGAR – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Garut akan mengambil peran dalam upaya membangun kemandirian ekonomi pondok pesantren. Hal ini dilakukan karena kemandirian ekonomi pondok pesantren dinilai bisa menjadi salah satu pendukung program Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional.

“Kadin akan jadi fasilitator bagi dunia usaha dan pemerintah untuk membangun kerjasama dengan pondok pesantren,” ujar Ketua Kadin Garut Yudi Nugraha Lasminingrat kepada wartawan, Selasa (9/8/2022).

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Baca Juga:Bukan Hanya Seremonial, Harus Bisa BerkaryaDifabel Ciamis Harumkan Indonesia

Kata Yudi, di Kabupaten Garut jumlah pondok pesantren banyak. Selain punya akar dan pengaruh yang kuat di masyarakat, pesantren juga memiliki potensi ekonomi besar yang belum tergarap. “Modal besar pesantren adalah sumber daya dan pengaruh yang kuat di masyarakat, apapun bentuk pemberdayaan ekonomi yang dilakukan bisa lebih cepat berkembang dan memberi nilai ekonomi bagi masyarakat,” katanya.

Ketua DPC Forum Pondok Pesantren (FPP) Kabupaten Garut Aceng Nurjaman mengatakan, pengembangan ekonomi di pondok pesantren perlu dilakukan. Supaya seluruh pesantren bisa lebih mandiri, terutama dalam pengelolaan ekonominya.

Maka dari itu, FPP sebagai organisasi yang dibentuk Kementerian Agama terus melakukan konsolidasi dan silaturahmi dengan seluruh pondok pesantren di Kabupaten Garut, terutama dalam hal peningkatan ekonomi pesantren. “Saat ini ada 1.200 pondok yang ada di naungan FPP,” terangnya.

Aceng menerangkan, saat ini pengembangan pendidikan dan kajian-kajian Islam di pesantren memang bagus, tetapi dalam pengembangan ekonominya masih kurang. Kondisi ini akan menjadi kendala untuk para santri ketika kembali ke lingkungan masyarakat. Di mana para santri sulit mengembangkan ekonomi untuk menghidupi kehidupannya. “Nah FPP membantu untuk apa untuk mengembangkan daripada wirausaha dalam program santripreneur itu jadi seorang santri itu harus mampu berusaha,” terangnya. (yna)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

0 Komentar