Cerdik Memikat Publik

Cerdik Memikat Publik
Agus Wahyudin
0 Komentar

Namun di sisi lain petahana juga punya beban berat dengan hasil kinerja. Pasalnya masyarakat sudah bisa menilai baik buruknya kinerja di periode tersebut. ”Meskipun ada kelebihannya, faktanya mempertahankan itu lebih berat,” ucapnya.

Soal modal finansial, menurut dia, hal itu menyesuaikan dengan kebutuhan operasional dan sarana penunjang kampanye. Karena jika bicara kotor masalah money politics, hasil survei pun keterpilihan dengan uang di Kota Tasikmalaya masih minim. ”Peluangnya hanya hanya 10 persen sampai 11 persen saja,” katanya.

Hal itu senada dengan yang diungkapkan pengamat politik Asep M Tamam. Menurut dia, keberhasilan untuk caleg dipengaruhi besar kecilnya kepercayaan dari masyarakat. ”Kuncinya ada di kepercayaan publik, baru bisa sukses,” tuturnya.

Baca Juga:Jalan Menuju Karapyak LongsorRumah Warga Terendam

Kepercayaan publik itu bisa muncul dengan gagasan dan wawasan dari caleg. Hal itu bisa disampaikan dengan melalui berbagai media kampanye dan juga sosialisasi langsung dengan masyarakat. ”Kepercayaan tidak akan terbangun ketika caleg tidak punya gagasan,” ucapnya.

Selain gagasan yang didasari kecerdasan, dibutuhkan juga strategi pemenangan yang didasari kecerdikan. Hal ini menuntut untuk mengenali siapa dan bagaimana caleg yang jadi saingannya. ”Jadi selain cerdas, juga harus cerdik,” katanya.

Politik juga menuntut kedewasaan karena selalu dibumbui oleh konflik. Dari mulai konflik di internal parpol sampai dengan eksternal atau caleg lainnya. ”Jadi mental harus benar-benar kuat juga,” ucapnya.

Soal modal finansial, hal itu cukup realistis untuk disiapkan sebagai kebutuhan operasional dan lain-lain. Namun tetap, modal uang tidak bisa menjanjikan kemenangan tanpa ada kepercayaan dari masyarakat. ”Apalagi masyarakat Tasik sudah lebih pintar dalam memilih,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui, generasi milenial cukup dominan sebagai pemilih di pemilu yang akan datang. Ini jadi salah satu peluang bagai para caleg milenial untuk sukses di pileg. ”Dan saya juga berharap caleg milenial tidak memulai kariernya dengan cara-cara kotor,” ucapnya.

Dia pun percaya kader-kader politik milenial bisa lebih inovatif dalam menggagas sesuatu yang lebih baik. Termasuk strategi kampanye yang sejauh ini cenderung monoton. ”Jujur saja setiap pemilu bagi saya belum ada reklame atau poster yang menarik,” tuturnya. (rga)

0 Komentar