Cabor Kecewa Pada Kadispora, Ditagih Bonus Atlet Malah Ngeluh

Disporabudpar berdiskusi dengan para pengurus cabor terkait bonus atlet porprov jabar yang nilainya diturunkan
Disporabudpar berdiskusi dengan para pengurus cabor terkait bonus atlet porprov jabar yang nilainya diturunkan. Firgiawan
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Sejumlah pengurus cabang olahraga (cabor) mendesak KONI dan Disporabudpar segera mencari solusi soal bonus atlet Porprov Jabar yang menyusut.

Mereka menolak menerima bonus dengan nilai yang tak sesuai.  Peraih medali emas yang biasa mendapat Rp 50 juta menjadi Rp 10 juta.

Begitu juga peraih medali perak yang biasa Rp 20 juta menjadi Rp 7,5 juta dan peraih medali perunggu yang biasa Rp 10 juta menjadi Rp 5 juta.

Baca Juga:DPRD Soroti Kinerja Pegawai RSUD dr SoekardjoElon Musk Berulah, Logo Twitter Diganti Gambar Anjing Doge Coin

“Mungkin menjadi sejarah terburuk bagi insan olahraga Kota Tasikmalaya. Apapun alasannya nilai Rp 10 juta saja untuk peraih medali emas, tidak sebanding dengan perjuangan para atlet,” keluh Ketua Federasi Arung Jeram Indonesia (Faji) Kota Tasikmalaya Harniawan, Senin, 3 April 2023.

Pada ajang Porprov tahun 2022 itu, Faji Kota Tasik meraih 1 medali perak. Harniawan pun kecewa dengan jumlah bonus yang ditawarkan pemkot yang sangat kecil.

Ia menilai pengajuan bonus saat usulan anggaran tidak jelas. Sebab tak ada sosialisasi atau pemberitahuan sebelumnya kepada cabor. Pemerintah juga terkesan lepas tangan terhadap persoalan bonus atlet porprov itu.

“Bahkan saat pertemuan pekan lalu, pernyataan Kadisporabudpar melemparkan pilihan ambil tidak bonus Rp 10 juta itu. Kalau tidak dana tersebut akan digunakan untuk kepentingan kegiatan yang lain. Ini terkesan (instansi) lepas tangan tanpa merasakan bagaimana jerih payah atlet dalam mempertahankan nama baik untuk Kota Tasikmalaya,” paparnya.

Menurutnya kala itu instansi terkait terkesan bimbang. Padahal kepala instansi terkait punya kewenangan untuk meminta solusi kepada Pj wali kota. “Bukan (malah) sama mengeluh karena Kadispora sebagai ketua cabor Basket,” keluh Harniawan.

Pihaknya juga keberatan dengan usulan memanfaatkan alokasi dana hibah KONI untuk menutup bonus atlet yang kurang. Hal itu akan berdampak pada proses pembinaan cabor dan atlet nantinya.

Selain itu pola tersebut juga membuat pemerintah terkesan tidak menghargai para cabor dan atlet sama sekali. Tak ada bedanya antara atlet yang berprestasi dengan yang tidak.

0 Komentar