BANGUN KOMUNIKASI EMOSIONAL DENGAN ANAK
H Budi mengatakan, permasalahan bullying ini harus jadi catatan bagi semua pihak, baik orang tua, guru dan stakeholder. Dalam menanggulangi fenomena perundungan ini hendaklah semua pihak peduli untuk menerapkan pola asuh atau parenting yang baik. “Penting untuk membangun komunikasi emosional antara orang tua dan anak. Orang tua harus menjadi sahabat anak, menjadi tempat yang nyaman untuk anak bercerita sehingga orang tua bisa mendeteksi lebih awal jika anaknya mengalami bullying,” katanya.
Selain itu, ruang komunikasi guru dan orang tua pun harus dibuka selebar-lebarnya. Guru sebagai orang tua anak di sekolah harus menjalin komunikasi yang intensif dengan orang tua siswa. “Sehingga nanti ketahuan perkembangan anak, dan segala hal yang terjadi pada anak,” katanya.
Lanjutnya, guru juga harus membuka ruang anak untuk berekspresi. Potensi anak harus diakomodir. “Dalam proses pendidikannya, guru harus mampu mendidik anak menjadi percaya diri darimana pun mereka berasal. Jangan sampai anak minder karena kekurangan secara ekonomi atau fisik, misalnya,” katanya.
Baca Juga:Sanghyang Siksakandang KaresianHujan, Banjir, Rumah Roboh
Jangan sampai anak merasa rendah diri, karena ditakutkan itu merupakan bibit-bibit terjadinya bullying. “Tentunya orang tua dan guru harus cerdas memahami karakter anak, mereka merupakan pemimpin masa depan, aset bangsa,” ujarnya.
H Budi juga mendorong perhatian pemerintah dalam sektor pendidikan, untuk tak hanya membangun infrastruktur, tapi juga harus melakukan pembangunan mental dan spritualnya. (na/adv)
Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!