TASIK, RADSIK – Masalah berandalan motor sudah disepakati menjadi tanggung jawab bersama. Namun gerakan masif baru terlihat dilakukan oleh aparat kepolisian saja.
Pembacokan yang terjadi di Jalan Ampera merupakan bukti bahwa teror dari berandalan bermotor masih nyata. Patroli dari kepolisian termasuk tim Maung Galunggung pun seolah belum cukup untuk mengatasinya.
Sekretaris Karang Taruna Kota Tasikmalaya Arief Abdul Rohman menyesalkan dengan apa yang terjadi di Jalan Ampera. Pasalnya kebengisan berandalan motor sampai menjatuhkan korban luka-luka. ”Hal yang tidak diharapkan kembali terjadi,” ujarnya kepada Radar, Senin (12/12/2022).
Baca Juga:Jurnalis Radar Tasik Group Borong PenghargaanMau Voting
[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]
Pihaknya melihat gerakan penanganan berandalan bermotor masih dilakukan oleh aparat kepolisian saja. Di mana setiap malam akhir pekan Polres Tasikmalaya Kota melakukan upaya pengamanan. ”Kalau patroli kelihatan sudah cukup masif, tapi yang kita lihat bergerak hanya polisi saja,” tuturnya.
Menurut dia, siapa pun sepakat bahwa masalah berandalan bermotor butuh kolaborasi berbagai elemen. Dari mulai lembaga pendidikan, orang tua termasuk pemerintah yang harus ikut berperan. ”Semua stakeholder harus berperan menangani berandalan motor ini,” ucapnya.
Khususnya dalam langkah-langkah preventif agar para remaja bisa terhindar dari perilaku berandalan. Jika memang gerakan itu sudah ada, artinya belum sinergi antar lembaga. ”Supaya upaya yang dilakukan bisa sinkron,” tuturnya.
Pihaknya khawatir ada gerakan dari massa yang tak terkendali atau swiping. Sedangkan publik sendiri tidak mengetahui siapa remaja atau pemuda yang suka berulah. ”Tanpa identifikasi, khawatirnya kan salah sasaran,” ujarnya.
Disinggung langkah Karang Taruna, diakuinya pihaknya juga belum banyak bergerak. Namun dia sudah merencanakan pembinaan ke wilayah-wilayah karena berandalan bermotor juga salah satu masalah sosial. ”Supaya kader-kader karangtaruna bisa ikut mengarahkan remaja kepada hal-hal yang positif,” ucapnya.
Persoalan berandalan bermotor ini beberapa waktu lalu sudah menjadi sorotan berbagai pihak. Semuanya pun berpendapat bahwa penanganannya butuh kolaborasi dari berbagai pihak.
Baca Juga:Warga Ampera Dibacok Geng MotorProtein Yuda
Seperti halnya Wakil Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Tasikmalaya Myftah Faried yang mengatakan penanganan berandalan motor perlu langkah preventif melalui kolaborasi dengan Pemerintah Kota Tasikmalaya. Khususnya Dinas Pendidikan mengingat kebanyakan pelaku merupakan usia pelajar. ”Edukasi kepada pelajar juga harus ditingkatkan dari sisi hukum, aturan lalu lintas sekaligus untuk mengidentifikasi pelajar yang terlibat,” ucapnya, Selasa (8/11/2022).