Pada penerbangan sebelumnya jadwal yang selaku dipakai adalah dua kali seminggu yakni hari Senin dan Sabtu dengan keberangkatan siang. Hal ini kurang ideal bagi mereka yang ingin bepergian bolak-balik dalam 1 hari dengan pesawat untuk urusam bisnis.
“Terus harinya juga kan, kalau mau ngejar weekend jangan Sabtu dan Senin. Kalau mau Jumat dan Minggu. Kayaknya pilihan hari nanti akan dievaluasi,” tandasnya.
Guna mengantisipasi layanan penerbangan dari dan ke Tasikmalaya gagal ketiga kali, Ivan berharap Citilink bisa membuka penerbangan reguler ke Tasikmalaya. Bukan lagi penerbangan carter seperti kemarin.
Baca Juga:Persoalan Sampah di Kota Tasikmalaya Sudah Bikin ResahPeringatan Hari Santri Nasional 2023 di Jawa Barat, Pj Wali Kota: 25 Ribu Santri Berkumpul di Stadion Wiradadaha
“Kalau Citilink memang silakan saja pesawat sedia, Rp 120 juta sekali carter dan itu harus dikejar dengan full penumpangnya. Kalau penerbengan jadi regulernya maskapai, pasti awal-awal ada resiko ya, membangun marketnya dulu. Sampai tiga bulan masih rugi, tapi kan ke sananya bisa bertahan. Tapi kalau carter kan sulit,” pungkasnya.
Sebelumnya, di tengah ketidakpastian pengganti AMS, Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah, juga sempat menyampaikan bahwa tak harus Citilink yang jadi maskapai pada layanan penerbangan domestik ini.
Maskapai manapun yang penting mau membuka penerbangan ke Tasikmalaya dan sebaliknya.
“Termasuk maskapai lain, tidak harus itu (Citilink, red) juga bisa juga dengan maskapai lain. Kita sih mendorong, tidak harus perusahaan itu tidak harus juga Citilink. yang penting bagaimana Kota Tasikmalaya bisa terbuka untuk masyarakat Indonesia lah,” kata Cheka saat diwawancara tanggal 19 Oktober 2023. (Ayu Sabrina)
Baca berita dan artikel lainnya di Google News