96 WTS Diperiksa, Satu Sifilis

96 WTS Diperiksa, Satu Sifilis
DIPERIKSA. Puluhan wanita pekerja seks (WPS) di Pamugaran Kecamatan Pangandaran mengikuti pemeriksaan HIV/Aids dan sifilis di salah satu cafe, Selasa (13/9/2022). Foto: Deni Nurdiansah/Radar Tasikmalaya
0 Komentar

PANGANDARAN, RADSIK – Puluhan wanita pekerja seks (WPS) mengikuti pemeriksaan human immunodeficiency virus dan acquired immunodeficiency syndrome (HIV/Aids) serta sifilis di kawasan Pamugaran Kecamatan Pangandaran, Selasa (13/9/2022).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pangandaran Aang Saeful Rahmat menerangkan pemeriksaan wanita tunasusila (WTS) rutin dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. ”Yang tadi dilaksanakan oleh Puskesmas Pangandaran, pemeriksaan di dua lokasi,” katanya kepada Radar, Selasa.

Pemeriksaan kemarin dibagi menjadi dua kloter. ”Yang pertama di Pamugaran 1 ada 38 orang yang diperiksa, kemudian pamugaran 2 ada 58 orang WPS,” tuturnya.

Baca Juga:Kerugian Akibat Bencana Capai Rp 2,3 MiliarTeracam Runtuh

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Menurut Aang, biasanya pemeriksaan WPS dilaksanakan di tiga puskesmas yang ada populasi kunci penyebaraan HIV/Aids. ”Di antaranya Pangandaran yang meliputi Pamugaran dan Pasar Wisata. Lalu Puskesmas Cikembulan yang meliputi Karangtirta dan Puskesmas Parigi yang meliputi kawasan Batuhiu,” ujarnya.

Selain mendapat pemeriksaan HIV/Aids dan sifilis, para WPS juga diberikan penyuluhan terkait resiko penularan penyakit tersebut. ”Jadi ada edukasi supaya tidak ada yang terpapar lagi,” ucapnya.

Penyuntikan antibotik juga dilakukan kepada para WPS. ”Untuk logistik bantuan dari provinsi, jadi gak ada anggaran untuk kegiatan ini, kalau operasional biasanya dari BOK,” tuturnya.

Jika ada yang terindikasi sifilis atau HIV, maka pihaknya akan mengarahkan yang bersangkutan untuk berobat. ”Disarankan ikut berobat dan tes lagi untuk mendiagnosa ulang,” katanya.

Dalam pemeriksaan kemarin, ada seorang WPS yang didiagnosa sifilis. ”Namun tetap harus dilakukan diagnosa lanjutan,” ujarnya.

Salah seorang WPS yang enggan dikorankan menuturkan bahwa dalam melayani tamu, ada saja yang enggan memakai kondom. ”Kalau saya pakai kondom hayu, enggak juga dilayanin,” tuturnya.

Baca Juga:Dinding Roboh Dikira MimpiKonfirmasi Ulang Komitmen Pembenahan Dadaha

Dia mengaku kadang ada rasa takut saat melakukan hubungan seksual tanpa kondom. ”Makanya saya suka mengikuti pemeriksaan rutin,” ucapnya. (den)

[/membersonly]

Belum berlangganan Epaper? Silakan klik Daftar!

0 Komentar