TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Guru Pendidikan Agama Islam di Kota Tasikmalaya masih banyak yang belum menempuh pendidikan profesi guru atau PPG.
Padahal sebagai pengajar agama di satuan pendidikan, mereka harus menempuhnya demi meningkatkan kompetensi.
Hal itu terungkap saat Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam (AGPAI) Kota Tasikmalaya mengadakan workshop dan Konferensi Daerah, pada Kamis (22/02/2024) di Hotel City.
Baca Juga:Penanganan Sampah Mulai Normal, DLH Kota Tasikmalaya Bisa Sedikit TersenyumPengunjuk Rasa Robek Spanduk Raksasa Begambar Jokowi dan Kaesang di Sekretariat Pemenangan PSI Kota Tasikmalaya
“Makanya di konferensi ini, kita harap bagaimana rekan-rekan guru PAI bisa solid, sejahtera terutama masih ada 300 guru kita belum ikut PPG padahal sudah pre-test,” kata Asep Kurniawan, ketua pelaksana workshop.
Sebab, kata dia, secara aturan para guru Pendidikan Agama Islam, harus segera melaksanakan pendidikan tersebut. Namun, lantaran satu lain hal, mereka belum bisa mengikuti pendidikan.
“Mungkin masalah pendanaan, makanya belum dilaksanakan,” katanya.
Cieee #KitaSetda atau #KitaSekda nih? Yang Pasti Pilkada Kota Tasikmalaya Sebentar Lagi!
“Hal itu sudah disampaikan kepada Pemerintah melalui Bapak Sekda dan kami harap ke depan bisa membantu,” ujarnya.
Pihaknya tidak menampik, sampai saat ini kesejahteraan bukan hal yang utama yang mereka tuntut. Mereka tetap melaksanakan pengabdian dalam mencerdaskan anak bangsa.
“Kami harap Pak Sekda mewakili pemerintah kota Tasikmalaya dapat membantu meneruskan aspirasi kami ini,” harap Asep.
Baca Juga:Tukang Gorengan di Ciamis Ini Sukses Raih Gelar Doktor, Sisihkan Rp 30.000 Per Hari dari Hasil Jualan untuk KuliahPenyalahguna Narkoba Bukan Hanya Laki-Laki, Perempuan di Kota dan di Desa Juga Banyak!
Soal Keluhan Dana Hibah, Sekda Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan Beri Penjelasan Begini
Apalagi, di era sekarang mereka dituntut memberikan bimbingan lebih inovatif dan kolaboratif seperti yang terancang dalam Kurikulum Merdeka.
“Aspirasi rekan-rekan guru akan kita sampaikan ke pimpinan, sebab hal ini memang kita akui penting untuk didorong,” katanya.
Menurutnya, seperti pada workshop tersebut, bisa menjadi wadah yang sangat berharga untuk berbagi pengalaman, best practice, dan ide-ide inovatif dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan agama di Indonesia.