Benarkah Prediksi Krisis 2026? Ini Aset yang Harus disiapkan dari Sekarang

Krisis 2026
Tahun 2026 Bisa Jadi Penentuan: Jangan Tunggu Krisis Baru Bergerak, Ini Aset yang Harus disiapkan dari Sekarang. Foto: youtube
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Banyak ulasan tentang pentingnya persiapan krisis ekonomi 2026 yang sejak beberapa bulan terakhir banyak digembar-gemborkan. Ketika tabungan menipis, harga melonjak, dan rasa aman yang selama ini dipercaya ternyata rapuh.

Dilansir dari kanal Turns Out Indonesia yang mengulas potensi krisis global, selama bertahun-tahun, masyarakat diajarkan bahwa menabung di bank, membeli rumah, dan berinvestasi saham adalah jalan aman menuju masa depan.

Namun sejarah justru menunjukkan bahwa krisis sering datang ketika keyakinan publik berada di titik tertinggi.

Baca Juga:Xiaomi 17 Ultra Datang Lebih Cepat, Flagship Kamera yang Siap Mengubah Peta PersainganSamsung Galaxy Tab Active 5 Pro, Tablet Kerja yang Tak Kenal Ampun, Cocok Untuk Profesional

Indonesia pernah merasakannya pada 1998, dunia menyaksikannya kembali pada 2008, dan seluruh umat manusia terdampak besar pada 2020.

Kini, menjelang 2026, dunia kembali dihadapkan pada sinyal bahaya yang dikenal dengan istilah maturity wall.

Gelombang utang global yang jatuh tempo pada 2025–2026 berpotensi memicu tekanan ekonomi besar di tengah suku bunga tinggi.

Kondisi ini diperparah oleh sektor properti komersial yang melemah dan menurunnya kepercayaan investor global.

Dampaknya tidak berhenti di negara maju, karena negara berkembang seperti Indonesia sangat rentan terhadap arus modal keluar.

Tekanan terhadap nilai tukar dan lonjakan harga kebutuhan pokok bisa menjadi kenyataan yang harus dihadapi masyarakat.

Dalam situasi seperti ini, memahami aset penting menghadapi krisis global menjadi langkah awal yang tidak bisa ditunda.

Baca Juga:Harga Emas Makin Berkilau Jelang Tahun Baru, Waktunya Ambil Peluang?Tecno Camon 50 Pro Diam-Diam diperkenalkan, Bikin Kelas Menengah Makin Seru

Berikut adalah daftar sepuluh aset yang dinilai krusial untuk meningkatkan ketahanan finansial menghadapi potensi krisis.

1. Uang tunai dan dana darurat menjadi fondasi utama karena likuiditas menentukan kemampuan bertahan di masa ketidakpastian.

2. Emas dan logam mulia berfungsi sebagai lindung nilai klasik saat inflasi menggerus daya beli mata uang.

3. Persediaan kebutuhan pokok memberi rasa aman jangka pendek ketika distribusi terganggu dan harga melonjak.

4. Obligasi pemerintah menawarkan stabilitas relatif dibandingkan instrumen investasi berisiko tinggi.

5. Keterampilan baru merupakan aset tak berwujud yang nilainya justru meningkat saat lapangan kerja menyempit.

6. Jaringan sosial dan komunitas yang solid terbukti mampu menjadi penopang kuat dalam kondisi krisis.

7. Diversifikasi sumber pendapatan adalah bagian penting dari strategi bertahan saat krisis finansial.

8. Aset produktif nyata seperti lahan, kebun, atau usaha kecil tetap bernilai karena menghasilkan kebutuhan dasar.

0 Komentar