Di Canio melihat kurangnya determinasi dan agresivitas dari pemain Inter terutama dalam laga-laga besar.
“Apa yang kurang dari Inter di pertandingan besar? Nafsu dan keganasan,” tegasnya.
Ia kemudian mencontohkan momen ketika Hakan Calhanoglu kehilangan bola dan terlihat menarik kakinya alih-alih bertarung memenangi kembali penguasaan.
Baca Juga:Dalla Bona: Maldini Hentikan Bentrok Inzaghi-Shevchenko Sebelum Final Liga Champions Lawan JuventusStrikernya Diincar AS Roma, Simon Kjaer: Massara Tahu Harganya Tidak Murah
Bagi Di Canio, hal itu menandakan kurangnya jiwa kompetitif dan menyebut Inter membutuhkan figur pemimpin seperti Paolo Maldini atau Gianluca Vialli—dua legenda Italia yang dikenal karena karisma dan mentalitas juara.
“Inter butuh sosok seperti Maldini atau Vialli di lapangan,” ucapnya.
Ia bahkan menilai kebiasaan Lautaro Martinez meninggalkan lapangan sambil menggelengkan kepala justru memberi sinyal buruk bagi rekan setim.
Selain itu, Di Canio menilai performa Marcus Thuram belakangan menurun dan menyebut striker muda, Yoan Bonny, sebenarnya sedang lebih bugar.
Karena itu, ia menantang Chivu untuk berani menggoyang hierarki di lini depan skuad Nerazzurri.
“Chivu butuh keberanian untuk mendiskusikan hierarki. Bonny lebih fit daripada Thuram,” pungkasnya.
Dengan kritik keras tersebut, Di Canio menegaskan bahwa Inter harus memperbaiki bukan hanya aspek teknis, tetapi juga mentalitas.
Baca Juga:Real Madrid Siap Curi Kenan Yildiz, Inter Wajib Tawarkan Gaji Rp85 Miliar Jika Ingin Rekrut MaignanJean-Pierre Papin: “Saya Datang ke AC Milan karena Van Basten”
Tanpa perubahan karakter, menurutnya, Inter akan selalu kesulitan mengejar ambisi besar, baik di Italia maupun Eropa.