RADARTASIK.ID – Inter Milan memasuki periode kelam usai menelan dua kekalahan dalam empat hari yang datang dengan cara menyakitkan dan bisa membuat moral skuat terjun bebas.
Setelah tumbang di derby melawan AC Milan, Nerazzurri kembali gagal bangkit ketika bertandang ke markas Atlético Madrid.
Gol sundulan Gimenez pada menit ke-93 memupus semua kerja keras Inter di Stadion Metropolitano dan meninggalkan banyak penyesalan bagi Cristian Chivu serta para pemainnya.
Baca Juga:Siapakah Franculino Dju? Striker Bernomor Punggung 3 yang Jadi Incaran AS Roma dan AC MilanInter Kecolongan di Menit Akhir, Sabatini Sarankan Chivu Lebih Cermat dalam Pergantian Pemain
Inter sejatinya tampil cukup baik di Madrid. Mereka mengimbangi permainan Atlético yang dikenal kuat di kandang sendiri dan jarang sekali menelan kekalahan di kompetisi Eropa.
Namun seperti halnya derby, performa tak berbanding lurus dengan hasil. Pada akhirnya, papan skor tetap menjadi faktor utama, dan kali ini Inter kembali harus pulang dengan tangan hampa.
Catatan lima kekalahan dalam enam belas pertandingan di semua kompetisi musim ini menjadi alarm keras bagi klub yang menargetkan trofi.
Tekanan pun kian mengarah kepada Chivu karena permainan bagus dan performa menjanjikan tidak lagi cukup di level tertinggi.
Inter membutuhkan konsistensi, bukan sekadar pertandingan-pertandingan “hampir menang”.
Seperti pepatah: Jika tidak bisa menang, setidaknya jangan kalah. Itu yang tidak mampu dilakukan Inter dalam dua laga krusial terakhir.
Chivu perlu mencari solusi cepat untuk mencegah timnya kembali meratapi kekalahan yang sebenarnya bisa dihindari.
Paolo Di Canio, analis di Sky Sport, mengomentari ucapan Chivu pasca laga melawan Atlético.
Baca Juga:Sihir Gasperini Ada Batasnya: Jurnalis Italia Sarankan AS Roma Korbankan Tommaso Baldanzi dan Artem DovbykInter Ditumbangkan Atletico Madrid, Chivu: Tim Terlalu Fokus Main Cantik
Menurutnya, Chivu sudah memberikan analisis yang benar, namun ada hal yang harus ia benahi secara lebih tegas.
“Chivu melakukan analisis yang tepat, tapi dia harus menelaah semua situasi lebih dalam,” ujar Di Canio.
“Ketika kamu tidak bisa mencetak gol dan skor masih 1-1, sementara lawan berpeluang membuat gol kedua namun berhasil kamu cegah dengan pertahanan yang baik—seperti yang dilakukan Bastoni—kamu tidak boleh kebobolan gol seperti itu di akhir laga,” lanjutnya.
