Ia juga pernah menjadi atlet O2SN dari SLB Bahagia, memenangkan lomba adu cepat kursi roda. Tetapi prestasi itu pun belum membuka pintu-pintu pekerjaan yang lebih luas.
Kesempatan itu baru datang ketika pihak Siloka Group menawarinya uji coba menjadi waiter.
Ia mengikuti seluruh tahapan dengan seksama: mengenali rute meja, mempelajari teknik membawa minuman, menakar langkah, dan memahami ritme pelayanan.
Baca Juga:Sidang Keempat Kasus Endang Juta: Saksi Sebut Tumpukan Pasir Berada di Luar Lahan BerizinJalan Raya Ciamis-Kawali Ditutup Total Akibat Jembatan Cikaleho Ambruk Sebagian
Bagi Wahyu, tawaran itu menjawab sesuatu yang sejak lama ia cari: ruang untuk bekerja, bukan sekadar ruang untuk berusaha bertahan hidup.
“Saya ingin mandiri. Kalau diberi kesempatan, saya mau menunjukkan kalau saya bisa,” katanya.
Di akhir uji coba, para pegawai memberi arahan tambahan, sementara Wahyu terus mengulangi beberapa gerak dasar yang harus ia kuasai.
Tidak terlihat ambisi berlebihan pada dirinya, yang tampak justru kesungguhan untuk menjalani proses. Setiap instruksi ia simak, setiap saran ia ikuti, seolah ia sedang memetakan perubahan kecil namun penting dalam hidupnya.
Arif Hidayat Putra, pemilik Siloka Group, mengatakan bahwa langkah merekrut pekerja disabilitas bukan sekadar inisiatif sesaat, tetapi bagian dari upaya membangun kedai yang inklusif.
“Saat ini kami sudah memiliki tiga pegawai disabilitas. Dua lagi akan segera bergabung. Targetnya, seluruh outlet Siloka di Tasik bisa menampung delapan kawan disabilitas,” ujarnya.
Namun bagi Wahyu, kebijakan itu bukan hal yang ia pikirkan hari itu. Ia lebih fokus menyeimbangkan tubuhnya, menaruh gelas di atas nampan, dan berjalan perlahan menuju meja pelanggan.
Baca Juga:Gubernur Jabar Tetap Larang Study Tour, Klaim Tak Berdampak ke PariwisataPemkot Tasikmalaya Lagi Bokek, Berharap Langit Cerah Sampai Akhir Tahun!
Dalam langkah-langkah sederhana itulah tergambar perjalanan panjang seorang penyandang disabilitas yang akhirnya melihat pintu terbuka—pintu yang selama ini ia tunggu, sekaligus pintu yang ia masuki dengan tenang dan penuh kesungguhan. (Ayu Sabrina)
