“Ia punya kepekaan dan kompetensi yang unik. Dan ia bukan hanya seorang manajer. Ketika waktunya melatih dan memberi instruksi, ia membuat saya merasa penting,” ujar Ambrosini.
Ia juga mengulas Massimiliano Allegri dan memuji kecerdikan sang pelatih.
“Ia pelatih yang bagus, cakap, sangat cerdas, dengan intuisi-intuisi khas orang yang licik dan pintar membaca situasi. Bersama kami, ia menunjukkan betapa ia mampu menangani salah satu aspek terpenting dalam sepak bola: kepribadian para pemain besar,” paparnya.
Tak ketinggalan, Ambrosini mengingat pertemuannya dengan Roberto Baggio, yang ia sebut sebagai sosok dengan kemanusiaan luar biasa.
Baca Juga:Kutukan Luka Modric Jelang Laga Kontra Inter Milan: Tak Pernah Cetak Gol dalam DerbySisi Menarik Jelang Duel Fiorentina vs Juventus: Nyonya Tua Habiskan Rp3,74 Triliun untuk Beli Pemain La Viola
“Apa yang paling membekas dari dirinya? Kemanusiaannya… Meski ia memiliki aura ‘dewa’ dalam segala hal, Roberto selalu menjadi manusia biasa, seseorang yang luar biasa normal,” tutupnya.
Melalui wawancara ini, Ambrosini bukan hanya mengulas kariernya, tetapi juga menegaskan kembali warisan besar para ikon klub—terutama Paolo Maldini.
Pesan utamanya jelas: siapa pun yang mengkritik Maldini tanpa memahami sejarahnya, berarti tidak benar-benar tahu apa arti Milan.
