RADARTASIK.ID – Mantan kapten AC Milan, Massimo Ambrosini, kembali menegaskan betapa besarnya arti Paolo Maldini bagi Rossoneri.
Dalam wawancaranya dengan Fanpage, sosok yang kini menjadi komentator teknis itu berbicara panjang lebar mengenai kariernya, para pelatih yang membentuknya, hingga sosok-sosok legendaris yang ia temui di Milanello.
Ambrosini, yang membela Milan selama 18 tahun, mengawali dengan gambaran emosional tentang perjalanan panjangnya berseragam Merah-Hitam.
Baca Juga:Kutukan Luka Modric Jelang Laga Kontra Inter Milan: Tak Pernah Cetak Gol dalam DerbySisi Menarik Jelang Duel Fiorentina vs Juventus: Nyonya Tua Habiskan Rp3,74 Triliun untuk Beli Pemain La Viola
“Saya menjadi pemain Milan selama 18 tahun, dan itu adalah sebuah kehormatan besar—kebanggaan luar biasa yang akan saya bawa seumur hidup. Saya bersyukur karena saya beruntung bisa belajar dari yang terbaik,” ujarnya.
Ia mengenang bagaimana ia datang sebagai remaja 18 tahun dan langsung merasa berada di “taman bermain” terbaik di dunia.
“Saya datang saat masih berusia 18 tahun, seperti anak muda yang diberi akses ke Luna Park terindah di dunia. Saya mendapat privilese untuk belajar banyak hal dan menjalani momen-momen luar biasa dalam karier saya,” tutur Ambrosini.
Namun yang paling menarik adalah ketika ia menyinggung sosok yang menurutnya tak bisa dipisahkan dari identitas AC Milan: Paolo Maldini.
Pernyataan Ambrosini terdengar seperti sindiran bagi pihak-pihak yang kerap mengkritik atau meremehkan kontribusi legenda tersebut.
“Saya yakin di seluruh dunia, ketika orang melihat warna merah dan hitam, yang muncul di sampingnya adalah wajah Paolo Maldini—jantung dan simbol Milan,” tegasnya.
“Siapa pun yang mencoba menyebut nama Paolo dan mengaitkannya dengan Milan secara negatif, itu berarti mereka tidak tahu apa arti Paolo bagi Milan dan apa arti Milan bagi Paolo,” sindirnya.
Ambrosini juga berbicara tentang pengaruh para pelatih yang pernah membentuknya.
Baca Juga:AC Milan Lemah Hadapi Umpan Silang, Chivu Siapkan Dimarco jadi Senjata PemungkasAC Milan vs Inter Milan: Derby della Madonnina Bernilai Rp4,39 Triliun
Ia menyebut Davide Ballardini sebagai sosok paling penting dalam masa pembentukannya sebagai pemain.
“Dari sisi perkembangan fisik dan taktis, ia adalah pelatih paling penting dalam hidup saya… Ia mengajarkan banyak hal yang kemudian saya terapkan dalam tahun-tahun berikutnya,” katanya.
Tentang Carlo Ancelotti, ia memberikan pujian karena selalu bisa membuatnya merasa menjadi bagian tim Milan.
