Menariknya, statistik justru memperlihatkan masalah besar Milan ketika menghadapi umpan silang.
Musim ini, Rossoneri menjadi tim Serie A yang paling banyak menerima crossing berbahaya ke dalam kotak penalti mereka.
Beberapa di antaranya berbuah gol, seperti dua gol Cremonese pada laga pembuka musim (Baschirotto dan Bonazzoli), serta gol Delprato saat ditahan Parma.
Baca Juga:AC Milan vs Inter Milan: Derby della Madonnina Bernilai Rp4,39 TriliunBakal Ditinggal Sommer dan Maignan, Dua Kiper Ini Jadi Rebutan Inter dan AC Milan
Kerentanan ini menjadi sorotan utama Inter dan inilah yang membuka jalan bagi peran kunci Dimarco.
Media Italia Calciomercato menganilisi bagaimana Dimarco menjadi ancaman terbesar bagi Milan.
Dengan empat assist di paruh pertama musim, ia menjadi salah satu wing-back paling produktif di Eropa.
Saelemaekers dan Tomori akan memikul tugas berat menutup ruang crossing sang pemain kidal itu.
Di sisi sebaliknya, kondisi Inter cukup genting. Tanpa Dumfries dan Darmian, Chivu kemungkinan memainkan Carlos Augusto sebagai wing-back kanan.
Keputusan berani ini bisa menjadi kejutan, karena Augusto bermain dengan kaki terbalik, membuat duel di sayap menjadi semakin sulit diprediksi.
Lawan Augusto, Allegri mempertimbangkan dua opsi: Pervis Estupiñán atau Davide Bartesaghi.
Baca Juga:Roberto Breda: AC Milan Punya Karakteristik yang Sering Menyulitkan InterNapoli Didakwa Lakukan Laporan Keuangan Palsu, Pengacara Singgung Jaksa yang Minta Hentikan Kasus Inter
Estupiñán unggul pengalaman dan ofensif, tetapi performanya inkonsisten, adapaun Bartesaghi, kelahiran 2005, justru menjadi pesaing serius dan bisa mendapatkan debut derby-nya.
Derby della Madonnina kali ini bukan hanya soal agresivitas kedua tim, tapi juga bagaimana mereka mengelola duel di sayap dan kejelian memanfaatkan kelemahan lawan.
Dengan Milan yang rentan menghadapi crossing dan Inter yang tajam di sisi flank, pertarungan ini bisa ditentukan oleh satu umpan silang pemain bernama Federico Dimarco.
