Anugerah Budaya 2025: 20 Tahun Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya Menjaga Ingatan, Bukan Sekadar Seremoni

Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya
Pelukis Tasikmalaya, Rukmini Affandi (keenam dari kiri) dan suaminya, Muhammad Yusuf (kelima dari kiri), Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Candra (ketujuh dari kiri), Pemimpin Teater Dongkrak, Wit Jabo Widianto (ketujuh dari kanan) serta para tamu undangan berfoto bersama di acara Anugerah Budaya yang diselenggarakan Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya (DKKT) di Rumah Makan Kampung Swasana pada Sabtu malam, 8 November 2025. (Ayu Sabrina Barokah/Radartasik.id)
0 Komentar

”Setidaknya kita menjalankan produk budaya yang diwariskan orang tua kita. Hal-hal semacam ini harus diperhatikan,” jelasnya.

Dalam momen Anugerah Budaya, dari pemerintah pusat, hadir Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI, Judi Wahjudin.

Judi Wahjudin menekankan pentingnya menjadikan pelaku budaya sebagai profesi yang diakui secara formal, setara dengan bidang keilmuan lain.

Baca Juga:Kelola Laporan Keuangan dengan Software Penagihan dan FakturRumah Warisan Roboh 2 Kali, Warga Miskin di Kota Tasikmaya Butuh Uluran Tangan, Tak Tersentuh Bantuan Pemkot

”Acara ini sudah terealisasi hampir sembilan tahun. Sejatinya pelaku budaya juga profesi, setara dengan dokter, arsitek, atau sejarawan,” ungkapnya.

”Kebudayaan minimal harus bisa menghidupi para pelakunya. Kami di kementerian siap berkolaborasi, misalnya lewat festival musik etnis di berbagai daerah,” lanjutnya.

”Bagaimana caranya Kota Tasik bisa menjemput peluang itu. Rohnya kebudayaan memang gotong-royong,” jelasnya.

Pada malam penghargaan itu, dua penerima utama Anugerah Budaya 2025 diberikan kepada tokoh dan kelompok yang dinilai berperan besar dalam menjaga ekosistem seni di Tasikmalaya.

Pertama, Rukmini Yusuf Affandi, pelukis perempuan yang dikenal sebagai ”ibu bagi para pelukis muda Tasikmalaya.”

Istri mantan Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf, ini dikenal konsisten mengabdikan hidupnya pada seni lukis dan aktif membimbing generasi baru seniman di kota tersebut.

Kedua, penghargaan diberikan kepada Teater Dongkrak, kelompok yang menebar semangat berteater sejak era 1990-an.

Baca Juga:Dari Tenda ke Kolam, Pramuka Kota Tasikmalaya Belajar Cari Cuan dari Budi Daya IkanJabatan Abadi: Sang Pelaksana Segala Tugas di Kota Tasikmalaya!

Di masa itu, hanya ada dua kelompok teater aktif di Tasikmalaya, Teater Gawe (berdiri 1981) dan Teater Ambang Wuruk.

Kehadiran Teater Dongkrak menjadi tonggak penting lahirnya gairah baru dalam dunia seni peran di daerah. (Ayu Sabrina Barokah)

0 Komentar