TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pembangunan lanjutan Jalan Lingkar Utara (Lingtar) Kota Tasikmalaya kembali menunjukan progres. Targetnya, tahun ini jalur penghubung Kecamatan Cibeureum-Purbaratu-Cipedes itu akan rampung.
Berdasarkan pantauan Radar, aktivitas pekerjaan mulai terlihat. Proyek ini menjadi bagian akhir dari jalur strategis yang menghubungkan sisi utara kota, termasuk Jembatan Ciloseh jembatan terpanjang di Kota Tasikmalaya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Tasikmalaya, Hendra Budiman, menjelaskan bahwa ruas jalan tersebut memang milik Pemerintah Kota.
Baca Juga:Rotasi Mutasi ASN di Kota Tasikmalaya Sisakan Tanya, Murni Hasil Kajian?Palu, Janji dan Pokir! Cerita di Balik Disepakatinya Pinjaman Bupati Tasikmalaya Rp 230 Miliar
Namun, hingga kini pihaknya masih menunggu berita acara serah terima dari pemerintah pusat sebelum pembangunan penuh dapat dilanjutkan.
“Itu sebenarnya jalan kita, tapi dibangunnya kita sedang menunggu berita acara serah terima. Dari mulai jembatan itu dibangun pemerintah pusat. Juga dibangun dari bantuan pemerintah provinsi. Kita tunggu serah terimanya,” ujar Hendra, Selasa (4/11/2025).
Ia menambahkan, untuk tahap terakhir yang tengah berlangsung di sekitar Lanud Wiriadinata, pembiayaan sudah bersumber dari APBD Kota Tasikmalaya senilai sekitar Rp1,2 miliar.
“Itu pembangunan terakhir, dananya dari APBD kita. Proses pengerjaan sebentar lagi selesai,” ucapnya.
Pembangunan Jalan Lingtar ini diwarnai dengan berbagai polemik dari mulai sosial sampai dengan kasus hukum. Pada tahun 2023, Wali Kota Tasikmalaya periode 2012–2021 H Budi Budiman turut memaparkan sejarah panjang pembangunan jalur tersebut.
Diceritakan H Budi, Jembatan Ciloseh merupakan bagian utama dari proyek strategis Jalan Lingkar Utara yang sejak awal dirancang untuk memecah kemacetan lalu lintas di pusat kota.
Pembangunan jembatan itu bermula dari rancangan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang saat itu diminta secara langsung oleh Pemkot Tasikmalaya untuk membuat desain.
Baca Juga:Sistem Drainase Kota Buruk, Pemkot Tasikmalaya Tak Juga PekaRetak Halus Birokrasi di Kota Tasikmalaya, Kepala Dinas Tak Diajak Diskusi Soal Pelantikan Pegawai
“Kang Emil memang jago membuat desain, jadi waktu itu kita minta langsung beliau yang mendesain jembatannya,” kenang Budi.
Sementara itu, pembebasan lahan dibiayai penuh dari APBD Kota Tasikmalaya. Selama dua tahun, pemerintah kota mengumpulkan dana hampir Rp58 miliar untuk membebaskan lahan dari kawasan Lanud hingga Karangresik. Namun, prosesnya sempat terganggu setelah terjadi kasus kehilangan dana Rp2,7 miliar oleh oknum panitera di Pengadilan Negeri.
