RADARTASIK.ID – Kisah Mjällby AIF adalah dongeng sepak bola modern yang menaklukkan logika dan melampaui batas geografis.
Klub kecil dari desa nelayan Hällevik, yang hanya dihuni sekitar 1.400 jiwa, resmi menjuarai Allsvenskan, kasta tertinggi Liga Swedia, dengan tiga pertandingan tersisa.
Catatan ini jelas sebuah pencapaian luar biasa bagi tim yang belum pernah mengangkat trofi dalam 86 tahun sejarahnya.
Baca Juga:Prediksi Union Saint-Gilloise vs Inter Milan: Nerazzurri Diprediksi Menang Tipis di BrusselsHubungan dengan Comolli Memburuk, Juventus Pertimbangkan Thiago Motta Gantikan Tudor
Mjällby menutup musim dengan keunggulan 11 poin di puncak klasemen, hanya menelan satu kekalahan sepanjang musim.
Mereka juga mencatatkan rekor defensif terbaik, kebobolan hanya 17 gol dalam 27 pertandingan, serta menorehkan 49 gol ke gawang lawan.
Kemenangan 2-0 atas IFK Göteborg memastikan gelar juara pertama bagi klub yang selama ini dikenal sebagai “tim kampung” Swedia.
Dari Desa Nelayan ke Puncak Swedia
Hällevik adalah sebuah desa nelayan di pesisir Laut Baltik, dengan stadion mungil bernama Strandvallen yang hanya menampung 6.000 penonton. Namun dari tempat sederhana itulah, lahir tim paling mengejutkan di Eropa musim ini.
Pelatih mereka, Anders Torstensson, bukanlah sosok glamor, ia adalah mantan tentara yang kini bekerja sebagai kepala sekolah, sementara pencari bakat klub hanyalah seorang tukang pos.
Sebagian besar pemain Mjällby adalah putra daerah yang tumbuh besar di sekitar komunitas kecil itu.
Torstensson membangun tim dengan nilai-nilai kerja keras dan kedisiplinan, bukan dengan dana besar.
Baca Juga:Allegri Ungkap Rahasia Bawa AC Milan ke Puncak Klasemen: Main Rendah Hati saat Tak Kuasai BolaMengapa Allegri Sukses di AC Milan dan Tudor Gagal di Juventus
“Kami tidak punya bintang, tapi kami punya rasa lapar untuk menang,” katanya dalam wawancara usai laga penentuan gelar.
Dari Nyaris Degradasi ke Takhta Juara
Hanya sembilan tahun lalu, Mjällby hampir terdegradasi ke divisi keempat sepak bola Swedia.
Namun mereka bangkit dengan moto yang kini menjadi legenda lokal: “Jadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin.”
Ketua klub Magnus Emeus mengatakan kepada Associated Press, “Kalau kami bisa memenangkan liga, saya rasa tidak ada hal lain yang bisa menandingi itu. Ukuran klub kami, kondisi finansial kami… ini benar-benar keajaiban.”
