TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Setiap pagi, sebelum matahari menyentuh tribun, Wili sudah lebih dulu menginjak rumput Stadion Wiradadaha, Kota Tasikmalaya.
Dengan mesin pemotong di tangan dan tatapan awas, pria 39 tahun itu mengamati setiap helai rumput hijau yang menjadi saksi berbagai peristiwa —dari latihan sore Persikotas hingga sorak sorai ribuan penonton di akhir pekan.
Bagi banyak orang, lapangan itu sekadar tempat pertandingan. Tapi bagi Wili, setiap jengkal tanahnya punya cerita. Ia tahu kapan rumput mulai subur, kapan mulai menipis, bahkan kapan nyaris gundul karena terlalu sering diinjak bola dan sepatu.
Baca Juga:Masuk PNS Berprestasi Jabar, Dua ASN Kota Tasikmalaya Diuji Para Dosen Kampus TernamaKetua DPD Gerindra H Amir Mahpud Bersyukur Tokoh Jawa Barat Diangkat Jadi Wamendagri!
“Kalau bola masih bisa melambung normal, berarti lapangan masih layak,” ujarnya sederhana, tanpa pretensi teknis berlebihan, Rabu (8/10/2025) di Dadaha.
Wili bukan nama besar di dunia olahraga, tapi tanpa dirinya, lapangan hijau yang jadi kebanggaan Kota Tasikmalaya itu takkan pernah tampak rapi. Ia hafal betul ritme hidup rumput: kapan mulai subur, kapan menipis, hingga nyaris gundul karena terlalu sering dipijak sepatu-sepatu bergerigi para pemain.
Tak jarang, ia kena tegur bila rumput terlalu tinggi atau tampak kusam usai pertandingan. Tapi semua itu diterimanya dengan ikhlas.
Cerita panjang tentang stadion itu pernah ia dengar dari para pegawai lama. Dulu, Stadion Wiradadaha pernah terbengkalai bertahun-tahun, tersandera sengketa antara Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dan Pemerintah Kota Tasikmalaya setelah pemekaran wilayah.
Baru pada tahun 2016 status aset itu resmi menjadi milik Kota Tasikmalaya. Sejak itu, perbaikan besar dilakukan lewat dana APBD Provinsi Jawa Barat.
Rumput diganti dengan standar FIFA, tribun dibangun, dan fasilitas modern seperti e-board, scoring board, serta kursi tahan api ditambahkan. Kapasitasnya kini mencapai 10 ribu penonton, bisa dua kali lipat bila tanpa kursi.
Namun di balik kemegahan itu, Wili tahu masih banyak yang perlu dibenahi.
Baca Juga:Jenderal Asal Tasikmalaya Diangkat Jadi Wakil Menteri Dalam NegeriGP Ansor Jawa Barat Sebut Sapoe Sarebu Jadi Program Paling Aneh!
“Masih ada tribun yang bolong-bolong, bahkan ada yang enggak bisa diduduki karena belum beratap,” katanya.
Tapi perhatian utamanya tetap di lapangan hijau itu, tempat segala pertandingan, latihan, hingga kini konser musik bisa digelar di sana.