Marotta Sindir Pemilik AC Milan: Sepak Bola Bukan Soal Algoritma, Tapi Mental Juara

Presiden Inter Beppe Marotta
Presiden Inter Beppe Marotta. (Internazionalizando/X)
0 Komentar

Ia mencontohkan kasus Mastantuono yang dibeli klub luar negeri dengan harga 60–70 juta euro, sementara klub-klub Serie A hanya mampu mengeluarkan setengahnya.

Situasi itu membuat tim-tim besar seperti Inter, Milan, dan Juventus bergantung pada jual beli pemain dan keuntungan modal untuk menjaga neraca keuangan tetap seimbang.

Perbedaan paling mencolok, lanjut Marotta, ada pada sektor pendapatan hak siar karena klub-klub Inggris bisa menikmati pemasukan hingga 3 miliar euro, Serie A hanya mampu menghasilkan sekitar 200 juta.

Baca Juga:Nesta Akui Ronaldo Satu-satunya Pemain yang Membuatnya Tak Berdaya: “Dia Mempermainkan Saya Habis-habisan”Siapa Noah Atubolu? Kiper Incaran Inter dan AC Milan yang Jago Tahan Tendangan Penalti

Kesenjangan inilah yang membuat kompetisi Italia sulit bersaing dari sisi investasi maupun daya tarik pemain.

Di luar isu ekonomi, Marotta menekankan pentingnya aspek psikologis dalam sepak bola modern.

Ia menjelaskan Inter kini memiliki 20 psikolog yang bekerja sekitar tim utama hingga akademi.

Ia menilai peningkatan mental sama pentingnya dengan kebugaran fisik, terutama bagi pemain muda.

Sebagai penutup, Marotta menyinggung Cristiano Ronaldo sebagai simbol mental juara yang tak bisa menggantikan algoritma.

“Ronaldo berbeda dari yang lain. Ia menganalisis segalanya, bahkan botol air mineral. Itulah sebabnya ia masih menjadi juara hingga kini,” tuturnya.

“Algoritma bisa membantu, tapi tidak akan pernah menggantikan mentalitas seperti miliknya,” tutup Marotta.

0 Komentar