Senjakala Kelom Geulis di Kota Tasikmalaya

kelom geulis kota tasikmalaya
Tugu Kelom Geulis di Bundaran Gobras Kota Tasikmalaya. (Ayu Sabrina/radartasik.id)
0 Komentar

“Sudah tidak ada lagi sisa usaha saya. Benar-benar gulung tikar. Mau mulai lagi, ya berat. Harus punya modal besar, pekerja harus ahli. Tapi zaman sekarang juga tidak gampang cari yang bisa ukir halus seperti dulu,” kata Yuda, matanya sesekali memandang jalan, seolah ikut mengenang masa lalunya.

Keputusan Yuda beralih menjadi pengemudi ojek online bukan tanpa alasan. Ia butuh penghasilan cepat dan stabil, meski penuh risiko di jalanan.

“Lebih baik sekarang saya narik ojek. Walaupun hasilnya pas-pasan, tapi bisa langsung bawa pulang untuk makan,” ucapnya.

Baca Juga:Pemkot Tasikmalaya Dalami Pejabat ASN yang Diduga Punya Proyek Dapur MBG!Memperingati Hari Berkabung Nasional 30 September, Pemasangan Bendera Setengah Tiang di Tasikmalaya Tak Kompak

Namun, di balik helm dan jaket hijaunya, tersimpan kerinduan terhadap dunia ukiran kayu yang pernah ia cintai.

“Kalau ada yang bisa dorong lagi, entah lewat modal, pelatihan, atau promosi, saya yakin kelom geulis tidak akan hilang. Sayang sekali kalau sampai punah,” katanya pelan.

Dari kejayaan sebagai ikon Tasikmalaya, Kelom Geulis kini kian tergerus zaman. Butuh lebih dari sekadar semangat perajin—melainkan dukungan besar agar warisan budaya itu tetap berpijak kokoh di masa depan. (Ayu Sabrina)

0 Komentar