CIAMIS, RADARTASIK.ID – Jumlah korban keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMPN 4 Pamarican Kabupaten Ciamis secara keseluruhan tercatat 82 orang.
Jumlah itu didasarkan pada data terbaru yang didapat Radar, Selasa (30/9/2025) pukul 12.00.
47 pelajar dirawat di rumah masing-masing. Sedangkan dari 35 siswa yang dirujuk ke RSUD Kota Banjar, Puskesmas Pamarican, Puskesmas Banjarsari, serta Puskesmas Ciawitali.
Baca Juga:Imbas Kasus Keracunan MBG, 3 SPPG di Priangan Timur Terkena Penonaktifan SementaraPejabat Pemkot Tasikmalaya Punya Proyek MBG, BKPSDM Sebut Eloknya Tak Boleh!
“Mereka semua diduga keracunan dari MBG dari SPPG yang sama di dekat SMPN 4 Pamarican sebanyak 82 siswa,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Dr Erwan Darmawan SSTP MSi,.
Saat ini, lanjut Eerwan, 29 siswa yang sempat dirawat itu sudah dipulangkan. Kondisinya sudah berangsur membaik.
“Sekarang sisa yang masih dirawat pada layanan kesehatan ada 6 orang. Ada di RSUD Banjar dua orang, Puskesmas Pamarican dua orang, Puskesmas Banjarsari satu orang, dan Puskesmas Ciawitali satu orang,” ujarnya.
Meski begitu, ia tetap meminta sekolah tetap memantau kondisi kesehatan siswa sambil berharap semuanya segera pulih.
“Kita sudah meminta pihak sekolah untuk menugaskan wali kelas untuk memantau kondisi yang sudah dipulangkan melalui orang tuanya. Jadi setiap perkembangan kesehatan siswa langsung dilaporkan,” katanya.
Program MBG di SMPN 4 Pamarican sendiri telah dihentikan sementara. Badan Gizi Nasional (BGN) telah menonaktifkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang memasok makanan.
“Kebetulan SPPG saat ini telah dinonaktifkan sementara sampai batas yang tidak ditentukan, itu kebijakan dari BGN langsung. Sehingga untuk sementara ini belum mendapatkan MBG kembali,” tandasnya.
Baca Juga:Dua Pejabat Pemkot Tasikmalaya Disebut Punya Dapur MBG, Berpotensi Tabrak Aturan!Dua Sekolah di Kota Tasikmalaya Dikabarkan Mundur dari Program MBG, Sekolah Mana?
Erwan menegaskan kasus ini hanya terjadi di SMPN 4 Pamarican. Kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung meski sempat menimbulkan kepanikan. Ia mengingatkan sekolah agar lebih berhati-hati.
“Ke depannya sebelum dibagikan kepada siswa, setiap sekolah-sekolah untuk memeriksa lebih dulu makanan MBG yang datang. Harus detail mulai dari melihat kondisi menu MBG dan lainnya sebagai antisipasi bersama, ketika terlihat berlendir jangan dimakan dikembalikan ke SPPG untuk diganti lebih aman,” katanya.
Terkait penyebab keracunan, Dinas Pendidikan belum bisa memastikan makanan apa yang menjadi pemicu. Namun sampel makanan sudah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat di Bandung untuk diperiksa.