“Yang kejadian di Maluku Barat Daya atau di Baubau itu (SPPG-nya) sudah 8 bulan berjalan jadi sebenarnya sudah biasa. Tapi kemarin kejadian karena mendapat informasi baru ganti supplier. Jadi bahan baku yang biasa dipasok oleh supplier yang rutin, karena ingin meningkatkan kearifan lokal diganti oleh supplier lokal yang mungkin belum siap,” jelasnya.
Dadan mengakui kasus-kasus keracunan dalam program MBG masih terjadi. Karenanya, dia berupaya agar kejadian seperti itu tidak terjadi lagi. Meski demikian, Dadan menegaskan target pemerintah tetap tidak berubah, yakni program MBG harus bebas dari insiden keracunan.
“Ya tetap lah, MBG itu harus zero incident. Kita kan ingin membuat anak cerdas, sehat, kuat, ya harus makanannya dikonsumsi dengan baik dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan,” pungkasnya.
Bakal Disanksi
Baca Juga:Karya Jurnalis Radar Tasikmalaya Masuk 5 Besar Nominasi Penghargaan Karya Jurnalistik tentang Anak oleh UNICEFManajemen Talenta di Kota Tasikmalaya: Inovasi atau Jalan Pintas Promosi Jabatan?
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan bakal memberikan sanksi kepada satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang lalai saat membuat makan bergizi gratis (MBG). Hal tersebut dia utarakan karena banyaknya kasus siswa yang keracunan karena MBG.
“Harus (diberikan sanksi). Sanksi kalau memang itu adalah faktor-faktor kesengajaan atau lalai dalam melaksanakan SOP (standar operasional prosedur, red),” ucap Pras di Istana Negara, pada Jumat (19/9).
“Tentunya akan ada sanksi kepada SPPG yang dimaksud,” lanjutnya.
Menurut dia, meski sanksi diberikan kepada SPPG, dipastikan tidak akan mengganggu para penerima manfaat MBG.
“Sanksi yang akan diterapkan jangan sampai kemudian itu mengganggu dari sisi operasional sehingga mengganggu penerima manfaat untuk tidak mendapatkan MBG,” kata dia.
Politikus Partai Gerindra itu yakin pemberian MBG adalah keputusan terbaik yang kini diterapkan pemerintah. Pras menuturkan belum ada wacana untuk mengganti MBG dengan uang tunai.
“Konsep yang sekarang dijalankan BGN itu lah yang dianggap oleh pemerintah oleh BGN, itulah yang terbaik untuk saat ini dikerjakan,” tuturnya.
Sebelumnya, ratusan siswa di Kabupaten Garut mengalami gejala keracunan pada Rabu (17/9/2025). Kemudian puluhan siswa di Cikalong Kabupaten Tasikmalaya juga mengalami gejala serupa keesokan harinya. Fenomena itu muncul usai para pelajar menyantap menu MBG. Beberapa diantaranya bahkan dilarikan ke puskesmas setempat untuk dirawat. (ujg/red)