Kasus Keracunan MBG Marak di Tasikmalaya dan Garut, Orang Tua Jadi Waswas

keracunan mbg di tasikmalaya dan garut
gambar ilustrasi: AI
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Keracunan akibat makanan bergizi gratis (MBG) semakin banyak terjadi. Bulan Mei 2025 lalu, 400 siswa di Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya diduga keracunan usai menyantap makanan gratis dari program pemerintah itu.

Kemudian pada bulan September 2025, keracunan juga kembali terjadi. Bukan hanya di Tasikmalaya, tapi juga di Garut.

150 pelajar dari tiga sekolah swasta di Kecamatan Kadungora Kabupten Garut mengalami gejala keracunan makanan pada Rabu (17/9/2025) pagi.

Sehari sebelumnya mereka menyantap menu MBG yan dibagikan piha sekolah.

Baca Juga:Karya Jurnalis Radar Tasikmalaya Masuk 5 Besar Nominasi Penghargaan Karya Jurnalistik tentang Anak oleh UNICEFManajemen Talenta di Kota Tasikmalaya: Inovasi atau Jalan Pintas Promosi Jabatan?

Menurut keterangan para orang tua, gejala seperti pusing, mual dan muntah sebenarnya sudah dirasakan anak-anak sejak Selasa (16/9/2025) malam.

Namun beberapa diantaranya mengalami gejala lanjuta yang lebih para sehingga total 24 orang harus diarikan ke puskesmas.

Saat ini mereka telah kembali ke rumah masing-masing dan menjalani pemulihan.

Dinas Kesehatan setempat juga telah mengambil sampel makanan MBG dan muntahan anak-anak untuk dilakukan uji lab.

Diperkirakan butuh waktu tujuh hari kerja untuk mengetahui hasilnya.

Jika sampel diambil hari Rabu, maka kemungkinan hasilnya akan diketahui hari Selasa.

Sehari berselang usai kejadian di Garut, keracunan juga terjadi di Cikalong Kabupaten Tasikmalaya pada Kamis (18/9/2025).

Belasan siswa SD dan PAUD dilarikan ke puskesmas. Mereka mengalami gejala mual, muntah, dan pusing usai menyantap MBG yang disajikan pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Belum lagi kasus di luar daerah Priangan Timur.

Baca Juga:Tak Berubah, Gaya Komunikasi Kadinsos Kota Tasikmalaya Dikritik PublikDidanai Kelompok Anarkis Luar Negeri, Polda Jabar Ungkap Otak Pembakaran Bandung dan Tasikmalaya Bulan Lalu

Di luar kasus keracunan, sekelumit masalah lain juga menyertai. Mulai dari masalah distribusi hingga variasi menu. Beberapa kali orang tua mengeluhkan menu MBG tak layak untuk anak-anak.

Seperti riuhnya penggunaan menu nasi TO di Cineam, menu kacang dan kentang rebus di Kadipaten, hingga menu kulit ayam di Cisayong yang terjadi pekan kemarin.

Orang Tua Wawas

Sejumlah orang tua murid memberikan pandangannya tentang berbagai kejadian itu. Nurhayati, warga Singaparna, mengaku program MBG cukup membantu karena anaknya bisa makan gratis di sekolah. Namun ia menilai kualitas menu masih belum konsisten.

“Sebetulnya bagus, anak-anak bisa makan gratis. Tapi menunya kadang asal-asalan. Apalagi saya sempat waswas karena ada kasus siswa keracunan setelah makan menu MBG. Saya selalu ingatkan anak supaya memastikan makanannya masih segar sebelum dimakan,” ungkapnya.

0 Komentar